Begitu Joe Biden meninggalkan Kantor Kepresidenan Amerika Serikat (Oval Office) untuk terakhir kalinya sepertinya pada Hari Pelantikan, seluruh staf Gedung Putih akan mulai beraksi. Menata ulang kantor yang ikonik itu sesuai selera presiden mendatang.
Mantan Pengarah di Gedung Putih, Angella Reid mengatakan, “Kantor Oval seperti apa yang diinginkan? Jika dilengkapi dengan karpet, karpet yang seperti apa? Motifnya, warnanya. Tirai jendela dan gorden apa yang disukai? Bagaimana dengan mejanya, dan seterusnya. Seperti itulah Kantor Kepresidenan (Ruang Oval) yang harus dipersiapkan pertama kali.”
Foto-foto menunjukkan Biden pada tahun 2017 mengganti karpet dan beberapa kursi setelah ia mengambil alih jabatan dari Donald Trump yang menjadi presiden sebelum dan setelah Biden. Namun sepertinya sofa dan gordennya tetap sama.
Keluarga presiden tinggal di lantai dua dan tiga Gedung Putih.
Sebelum hari pindahan, presiden dan ibu negara yang akan datang memilih perabot dan karya seni yang mereka inginkan dari koleksi Gedung Putih. Pada saat presiden baru tiba di rumah pada Hari Pelantikan, perabotannya sudah terpasang dan foto-foto keluarga pribadi dipajang di dinding.
Penulis buku “The Residence,” Kate Andersen Brower, mengatakan, “Ketika presiden dan ibu negara baru pindah ke Gedung Putih, maka shampoo favorit mereka sudah ada di kamar mandi. Demikian pula sikat dan pasta gigi. Pakaian mereka sudah tersimpan rapi di lemari.”
Hal ini terjadi dalam kurang dari enam jam, dan melibatkan sekitar 100-an staf Gedung Putih. “Tidak ada tenaga pindahan profesional yang melakukan hal ini. Yang memiliki staf kediaman yang melakukannya, jadi semua orang ikut membantu dan mereka bukanlah orang-orang yang terlatih sebagai pindahan. Mereka tidak mempekerjakan tenaga profesional karena masalah keamanan,” jelasnya.
Banyak dari staf Gedung Putih saat ini pernah bekerja bagi Donald Trump pada masa jabatan pertamanya dari Januari 2017 hingga Januari 2022.
“Staf Gedung Putih suka Donald Trump karena ia terbiasa memiliki orang-orang yang melayaninya. Ia biasanya suka memberi tip dalam bentuk uang tunai pecahan 20 dan 50 dolar, sehingga mereka sangat menghargainya. Ini bukan soal politik. Mereka hanya peduli pada presiden yang menghargai jasa mereka,” sebutnya.
Presiden Barack Obama menyewa jasa Angella Reid untuk menjadi Kepala Pengarah Gedung Putih pada tahun 2011. Angella mengawasi “hari pindahan” pada Januari 2017 ketika Obama dan Ibu Negara Michelle meninggalkan Gedung Putih, sementara Trump tiba.
“Terminologi yang kami gunakan adalah ‘organized chaos,’ padahal soal pindahan ini merupakan operasi yang sangat terkoordinasi. Hal ini telah dilatih berkali-kali, sehingga ketika hari-nya tiba, mereka hanya tinggal menunggu waktu,” jelasnya.
Sesekali ada juga kendala, seperti masalah karena hanya ada satu lift. “Lfit yang ada tidak pernah digunakan secara optimal. Jadi saya bertanggungjawab selama satu jam untuk semacam memperbaiki hal itu dengan menjalankan lift. Contoh lainnya mungkin satu kasur untuk satu kamar tertentu, yang ukurannya tidak sesuai.”
Tetapi tantangan utamanya selalu soal kendala waktu. Hanya ada waktu selama enam jam untuk mempersiapkan semua hal untuk menyambut presiden baru dan keluargnya di Gedung Putih untuk pertama kali. [em/jm]
Forum