Para kepala urusan kesehatan masyarakat di negara bagian Idaho, Selasa (7/9), mengumumkan mereka akan mengaktifkan “standar perawatan pada masa krisis” yang memungkinkan pembatasan perawatan kesehatan di sejumlah rumah sakit di bagian utara karena ada lebih banyak pasien virus corona dibanding kapasitas rumah sakit.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Idaho diam-diam memberlakukan langkah itu pada Senin (6/9) dan mengumumkan secara terbuka dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7/9) pagi. Departemen itu memperingatkan warga bahwa mereka mungkin tidak akan menerima perawatan yang diharapkan jika perlu dirawat di rumah sakit.
Langkah itu diambil ketika kasus virus corona yang terkonfirmasi di Idaho meroket dalam beberapa pekan terakhir ini. Idaho adalah salah satu negara bagian dengan tingkat vaksinasi terendah di Amerika.
Departemen kesehatan negara bagian itu mengatakan “kekurangan staf dan tempat tidur yang tersedia di bagian utara Idaho disebabkan oleh lonjakan masif pasien COVID-19 yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit.”
Kebijakan pembatasan perawatan kesehatan itu mencakup 10 rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan di wilayah utama dan utara-tengah Idaho. Departemen kesehatan itu mengatakan tujuan pembatasan perawatan kesehatan itu adalah untuk memperluas perawatan ke sebanyak mungkin pasien dan menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa.
Langkah ini memungkinkan pihak rumah sakit mendistribusikan sumber daya yang langka, seperti ruang unit perawatan intensif, kepada pasien yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk bertahan hidup. Hal ini membuat perubahan dramatis pada cara mereka merawat pasien.
Pasien-pasien lain masih akan terus menerima perawatan, tetapi mereka mungkin ditempatkan di ruang kelas rumah sakit atau ruang konferensi, bukan di kamar rumah sakit tradisional, tanpa peralatan medis yang dapat menyelamatkan jiwa.
Di Kootenai Health, salah satu rumah sakit terbesar di bagian utara Idaho, sebagian pasien menunggu cukup lama untuk mendapat pelayanan rawat inap di unit perawatan intensif (ICU), ujar Dr. Robert Scoggins, kepala staf rumah sakit itu, kepada Associated Press. Di dalam ruang-ruang ICU itu, seorang perawat layanan kritis mungkin harus mengawasi hingga enam pasien, dengan bantuan dua perawat layanan non-kritis lainnya. Ini merupakan peralihan sangat besar ketika sebelumnya satu perawat layanan kritis melayani satu pasien ICU, ujarnya.
Negara-negara bagian lain sedang bersiap mengambil tindakan serupa jika diperlukan. Associated Press melaporkan Gubernur Hawaii David Ige diam-diam menandatangani peringatan serupa minggu lalu, yang membebaskan rumah sakit dan para staf medis dari tanggung jawab jika mereka harus membatasi perawatan kesehatan.
Para pakar mengatakan jika tingkat perebakan di Idaho saat ini bertahan, kasus COVID-19 pada pertengahan September dapat mencapai 30.000 kasus baru. [em/lt]