Unggulan kandidat presiden Partai Demokrat Hillary Clinton menggambarkan saingannya dari Partai Republik, Donald Trump sebagai berbahaya dan tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden ketika ia menyampaikan pidato kebijakan luar negeri hari Kamis (2/6) di San Diego, California.
Penasehat kebijakan luar negeri Clinton, Jake Sullivan mengatakan Clinton menyoroti kurangnya pengalaman internasional Trump, sambil menyinggung keahliannya sendiri dalam masalah-masalah luar negeri ketika ia menjadi Menlu Presiden Obama dari tahun 2009 sampai 2013.
"Temperamennya (Trump) tidak sesuai untuk memegang jabatan yang memerlukan pengetahuan, kestabilan, dan tanggung jawab luarbiasa besar," kata Clinton dalam pidatonya Kamis. "Trump bukanlah seorang yang dibolehkan memegang kode nuklir."
Trump "tidak mengerti Amerika, atau dunia," sindirnya. "Tidak sulit untuk membayangkan Donald Trump memimpin kita memasuki perang hanya karena ia terlalu peka ," tambah Clinton.
Dalam mengantisipasi pidato itu, Trump menyerang lawannya Hillary Clinton, di Twitter. " Hillary Clinton yang tidak jujur, saya senang menyebutnya Hillary Pembohong, bersiap-siap untuk menilai secara keliru sepenuhnya (soal) posisi saya di bidang kebijakan luar negeri," elak Trump.
Hillary Clinton menekankan pengalamannya sendiri sebagai ibu negara, senator dan menteri luar negeri, mengatakan dia akan melakukan diplomasi yang kuat yang diperlukan negara.
Dengan jajak pendapat menunjukkan terorisme merupakan perhatian utama orang Amerika, Hillary Clinton menyerang posisi Trump mengenai isu tersebut.
Trump, yang diduga menjadi calon presiden dari Partai Republik, telah berjanji akan mencegah Muslim untuk sementara masuk ke Amerika. "Perjuangan melawan Islam radikal juga terjadi di tanah air kita. Ada puluhan pendatang baru di negeri kita yang dituduh sebagai teroris. Untuk tiap kasus yang diketahui masyarakat, masih ada puluhan yang diketahui. Kita harus berhenti mengimpor ekstrimisme melalui kebijakan imigrasi tidak masuk akal," kata Trump dalam pidatonya mengenai kebijakan luar negeri pada bulan April lalu.
Rencana anti teror Trump lainnya termasuk janji untuk menyiksa dan membunuh keluarga-keluarga tersangka teroris dan menyasar ISIS.
“Saya punya pesan bagi mereka,” kata Trump.
"Nasib mereka sudah bisa dipastikan. Saya tidak akan memberi tahu mereka di mana atau bagaimana kita akan menghantam mereka. Tapi mereka akan lenyap dan tidak lama lagi,” janji Trump. [my/sp]