Alat ini merupakan sebuah cincin vagina yang mengandung obat anti-retroviral yang melindungi 100 persen monyet betina dari infeksi virus HIV versi primata non-manusia yang dikenal sebagai simian immunodeficiency virus. Para peneliti yakin itu bisa membantu perempuan di mana HIV lazim ditemui. Enam puluh persen penderita HIV / AIDS di Afrika adalah perempuan.
Bahan utama dalam alat itu adalah tenofovir, obat yang diminum/digunakan oleh 3,5 juta orang di seluruh dunia yang terkena virus AIDS. Tenofovir dalam bentuk pil telah terbukti efektif membatasi penularan virus AIDS. Tapi pengembang alat itu mengatakan sulit untuk selalu mengingat meminum obat itu setiap hari.
Meskipun cincin vagina juga mengandung tenofovir, dalam bentuk bubuk, efektivitasnya sebagai pengobatan topikal belum diteliti pada manusia. Para peneliti mengatakan alat itu terbuat dari polimer khusus atau bahan plastik yang mengembang setelah dimasukkan ke dalam vagina, dan melepaskan obat anti-retroviral dosis tinggi selama 30 hari.
Uji klinis cincin vagina pada manusia siap dimulai bulan November di Albert Einstein College of Medicine di New York, yang akan mengevaluasi keamanan dan efektivitas alat itu pada 60 perempuan selama dua minggu.
Patrick Kiser, profesor tamu di sekolah teknik biomedis di Northwestern University, mengatakan dibutuhkan 10 tahun untuk mengembangkan alat itu, yang dapat melindungi sejumlah paparan terhadap HIV untuk jangka waktu tertentu. Kiser menjelaskan penelitian itu dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences.
Bahan utama dalam alat itu adalah tenofovir, obat yang diminum/digunakan oleh 3,5 juta orang di seluruh dunia yang terkena virus AIDS. Tenofovir dalam bentuk pil telah terbukti efektif membatasi penularan virus AIDS. Tapi pengembang alat itu mengatakan sulit untuk selalu mengingat meminum obat itu setiap hari.
Meskipun cincin vagina juga mengandung tenofovir, dalam bentuk bubuk, efektivitasnya sebagai pengobatan topikal belum diteliti pada manusia. Para peneliti mengatakan alat itu terbuat dari polimer khusus atau bahan plastik yang mengembang setelah dimasukkan ke dalam vagina, dan melepaskan obat anti-retroviral dosis tinggi selama 30 hari.
Uji klinis cincin vagina pada manusia siap dimulai bulan November di Albert Einstein College of Medicine di New York, yang akan mengevaluasi keamanan dan efektivitas alat itu pada 60 perempuan selama dua minggu.
Patrick Kiser, profesor tamu di sekolah teknik biomedis di Northwestern University, mengatakan dibutuhkan 10 tahun untuk mengembangkan alat itu, yang dapat melindungi sejumlah paparan terhadap HIV untuk jangka waktu tertentu. Kiser menjelaskan penelitian itu dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences.