China berhasil meluncurkan pesawat nirawak ruang angkasa ke Bulan pada Senin (23/11) dan mendarat di Bulan untuk mengumpulkan sampel tanah, dan bebatuan, kemudian membawa kembali ke Bumi.
Jika berhasil, misi China itu akan menjadi misi pertama di dunia yang mengambil sampel dari permukaan Bulan sejak 1970-an, dan sebagai negara ketiga setelah Amerika dan Rusia, yang mengambil sampel semacam itu.
Pesawat Chang'e 5, yang dinamakan dari nama Dewi Bulan China kuno, berupaya mengumpulkan bahan yang dapat membantu para ilmuwan memahami lebih lanjut tentang asal-usul dan pembentukan Bulan.
Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA) mengatakan tujuan misi itu adalah untuk mendarat di wilayah Bulan yang sebelumnya belum dijelajahi, yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum. Misi berlangsung selama satu hari di Bulan, yang berarti sama dengan 14 hari di Bumi. Misi itu akan membawa kembali sampel 2 kilogram tanah dari Bulan, mungkin dari tanah sedalam dua meter.
Matt Siegler, seorang ilmuwan peneliti di Institut Sains Planet yang berkantor di Arizona, yang bukan bagian dari misi Chang'e 5 mengatakan kepada kantor berita Reuters, daerah tempat pesawat ruang angkasa itu akan mendarat berumur 1 hingga 2 miliar tahun.
"Usia (area) itu sangat muda untuk Bulan, sebagian besar sampel kami berusia 3,5 miliar tahun atau lebih," kata Siegler melalui email.
"Kami ingin mengetahui apa yang khusus tentang daerah itu dan mengapa tanah di wilayah itu lebih lama hangat daripada di wilayah lain di Bulan," tambah Siegler. Sampel akan dibawa ke bumi dalam kapsul yang kembali dan mendarat di padang rumput Siziwang Banner di wilayah otonom Mongolia di China. [ps/pp]