Pemimpin Buddha Tibet yang diasingkan itu melarikan diri pada 1959 ke India setelah pemberontakan yang gagal melawan kekuasaan China. Dalai Lama yang akan berusia 90 pada Juli mendatang itu telah menyatakan keinginan untuk kembali sebelum ia meninggal.
China terbuka untuk membahas masa depan peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu selama ia meninggalkan sikapnya yang memecah belah “tanah air,” kata juru bicara kementerian luar negeri, Guo Jiakun, dalam konferensi pers reguler.
Guo menanggapi permintaan komentar mengenai kematian kakak Dalai Lama, Gyalo Thondup, yang sebelumnya bertindak sebagai utusan tidak resminya dalam pembicaraan dengan para pejabat China. Gyalo Thondup meninggal dunia pada hari Sabtu dalam usia 97 di rumahnya di Kalimpong, India.
Dalai Lama perlu secara terbuka mengakui bahwa Tibet dan Taiwan merupakan bagian yang tak bisa dicabut dari China, yang pemerintahan sah satu-satunya adalah Republik Rakyat China, kata Guo dengan menggunakan nama resmi China.
Tetapi wakil ketua parlemen Tibet di pengasingan, Dolma Tsering Teykhang, menolak prasyarat tersebut. “Tidak mungkin bagi Yang Mulia untuk berkata bohong, itu tidak akan terjadi,” katanya dari Dharamshala, kota di kawasan Himalaya, India, tempat Dalai Lama juga bermukim.
“Jika mereka mendikte agar Yang Mulia harus berbicara mengenai Tibet sebagai bagian yang tidak dapat diambil, ini merupakan pemutarbalikan sejarah. Dengan memutarbalikkan sejarah, Anda tidak dapat mencapai solusi yang damai dan baik.”
Dalai Lama mengundurkan diri pada tahun 2011 sebagai pemimpin politik pemerintahan Tibet di pengasingan, yang tidak diakui Beijing. Pembicaraan resmi dengan para utusannya terhenti sejak itu, tetapi Teykhang mengatakan pembahasan tertutup sedang berlangsung. Ia menolak memberikan rinciannya.
Seiring bertambahnya usia Dalai Lama, masa penggantinya juga menjadi semakin mendesak. China bersikeras menyatakan akan memilih penggantinya.
Tetapi Dalai Lama mengatakan ia akan mengklarifikasi soal pengganti itu, seperti apakah ia dan di mana ia akan bereinkarnasi, sesuai dengan keyakinan Buddha Tibet, sekitar ulang tahunnya yang ke-90 pada Juli mendatang.
Dalam pertemuan singkat dengan Reuters Desember lalu, ia mengatakan bahwa ia mungkin akan hidup selama 110 tahun. Teykhang, seorang kelahiran Tibet, mengatakan ia berharap Dalai Lama dapat kembali ke tanah airnya, dengan upaya dari orang-orang di dalam China. “Saya sangat berharap Yang Mulia akan mengunjungi Tibet, dan ia akan ke Istana Potala,” ujarnya. “Sangat berharap.” [uh/ab]
Forum