Travis Kalanick, salah satu pendiri perusahaan jasa layanan transportasi Uber, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO setelah mendapat tekanan dari para investor.
Langkah itu dilakukan menyusul terungkapnya sejumlah kasus pelecehan seksual di lingkungan perusahaannya, dan tengah berlangsungnya penyelidikan dugaan adanya usaha Uber untuk mengelabui para pengawas peraturan pemerintah daerah.
Berita pengunduran diri Kalanick ini muncul, Rabu (21/6), sepekan setelah ia mengumumkan akan mengambil cuti karena kematian ibunya.
Dewan direksi Uber mengeluarkan pernyataan yang mendukung Kalanick. Pernyataan tersebut mengatakan, Kalanick selalu mengutamakan Uber. Dengan pengunduran dirinya, menurut pernyataan tersebut, Kalanick memberi kesempatan kepada perusahaan itu untuk memasuki babak baru sejarah Uber.
Uber beroperasi di 80 negara di mana orang-orang menggunakan aplikasi telepon pintar untuk memesan dan membayar jasa transportasi.
Februari lalu, seorang mantan teknisi Uber, menyampaikan tuduhan terjadinya pelecehan seksual dan diskriminasi di perusahaan itu. Perempuan itu mengatakan, perusahaan tersebut tidak memiliki kebijakan efektif untuk mengatasi masalah-masalah itu.
Uber menanggapi tuduhan itu dengan menggunakan jasa sebuah firma hukum untuk melakukan penyelidikan. Salah satu mitra di firma hukum itu adalah mantan jaksa agung AS Eric Holder. [ab/as]