Tautan-tautan Akses

Perusahaan Lilium Asal Jerman Klaim Keberhasilan Uji Coba Purwarupa ‘Taksi Terbang’


Lilium menyatakan, pesawat jetnya, yang memiliki daya tempuh 300 kilometer dan daya jelajah 300 kilomter per jam, adalah satu-satunya pesawat bertenaga listrik yang mampu tinggal landas secara vertikal maupun terbang dengan tenaga jet. (foto: C. Reber/Lilium)
Lilium menyatakan, pesawat jetnya, yang memiliki daya tempuh 300 kilometer dan daya jelajah 300 kilomter per jam, adalah satu-satunya pesawat bertenaga listrik yang mampu tinggal landas secara vertikal maupun terbang dengan tenaga jet. (foto: C. Reber/Lilium)

Setelah keberhasilan uji terbang versi jet listrik yang lebih kecil di atas Jerman, perusahaan rintisan asal Bavaria kemudian melanjutkan usahanya dengan mengembangkan “taksi terbang” berkursi lima.

Sebuah perusahaan rintisan asal Bavaria mengembangkan “taksi terbang” berkursi lima setelah keberhasilan uji terbang versi jet listrik yang lebih kecil di atas Jerman, ujar perusahaan tersebut hari Kamis.

Lilium, perusahaan yang berpusat di Munich, yang didukung oleh beberapa investor termasuk salah satu pendiri Skype, Niklas Zennstrom, mengatakan jet berkursi lima yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal, dapat juga digunakan untuk taksi terbang dan jasa berbagi tumpangan untuk daerah perkotaan.

Dalam uji terbang tersebut, purwarupa pesawat berkursi dua tersebut melakukan beberapa manuver termasuk peralihan dari moda melayang di udara, seperti sebuah drone, menjadi penerbangan yang mengandalkan sayap, seperti pesawat konvensional, ujar Lilium.

Para pesaing potensial Lilium Jet termasuk para pemain yang jauh lebih besar seperti Airbus, produsen pesawat penumpang komersil dan helikopter, yang berencana untuk melakukak uji coba “mobil terbang” berkursi tunggal swa-pilot tahun 2017 di waktu yang belum diketahui.

Perusahaan Slovakia mulai menerima pesanan

Perusahaan asal Slovakia, AeroMobil, menyatakan dalam sebuah pameran mobil di Monako hari Kamis mereka akan mulai menerima pesanan awal untuk sebuah mobil terbang hibrida yang dapat dikendarai di jalan. Perusahaan tersebut mengatakan rencana produksi akan dimulai tahun 2020.

Namun para produsen “mobil terbang” masih menghadapi hambatan, termasuk meyakinkan pihak berwenang untuk membuat aturan dan masyarakat umum tentang jaminan keselamatan penggunaan produk-produk mereka. Pemerintah masih berusaha keras untuk merancang peraturan untuk drone dan mobil-mobil swa kemudi.

Lilium menyatakan pesawat jetnya, dengan daya tempuh sejauh 300 kilometer dan daya jelajah 300 km/jam, adalah satu-satunya pesawat bertenaga listrik yang mampu tinggal landas secara vertikal dan melakukan penerbangan yang ditenagai oleh mesin jet.

“Kami telah berhasil memecahkan beberapa persoalan teknis paling sulit dalam bidang penerbangan hingga sampai ke titik ini,” ujar Daniel Wiegand, salah satu pendiri dan presiden direktur Lilium dalam sebuah pernyataan.

Jet ini, yang konsumsi bahan bakarnya sebanding dengan konsumsi bahan bakar mobil listrik, dapat menawarkan ongkos penerbangan pada harga-harga yang sebanding dengan ongkos perjalanan taksi normal dengan kecepatan waktu tempuh lima kali lebih cepat, ujar Lilium.

Lilium, yang didirikan tahun 2014 oleh para alumni Technical University of Munich, menjadi pandangan yang tidak biasa di lingkungan perusahaan rintisan, yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan e-commerce yang sebagian besar berpusat di Berlin dan perusahaan-perusahaan teknik dengan sumber pendanaan sendiri yang tersebar di seluruh negeri.

Perusahaan tersebut telah berhasil menghimpun dana sebanyak $11,4 juta (10,6 juta) di tahun 2016 dari perusahaan modal ventura yang dipimpin Zennstrom, Atomico Partners dan e42, perusahaan investasi yang merupakan salah satu anak perusahaan milik Frank Thelen, juri dalam acara reality di televisi seputar investasi yang berjudul “Lion’s Den.”

‘Multikopter’ berkursi dua

Pesaing-pesaing potensial lainnya termasuk perusahaan yang didanai secara patungan oleh masyarakat umum, eVolo, yang berpusat dekat Mannheim yang telah menyatakan bahwa perusahaan tersebut berharap untuk mendapatkan persetujuan untuk aturan khusus terkait “multikopter” bekursi dua hasil ciptaannya yang berbaling-baling 18 yang dapat digunakan sebagai taksi terbang dalam proyek rintisan yang akan diluncurkan tahun 2018.

Terrafugia, sebuah perusahaan yang berpusat di luar kota Boston, Amerika Serikat yang didirikan satu dekade yang lalu oleh para alumni Massachusetts Institute of Technology, berencana untuk memproduksi mobil terbang yang akan dipasarkan secara massal sementara perusahaan patungan AS-Israel, Joby Aviation, telah menyatakan bahwa mereka sedang terlibat dalam proyek pembuatan drone berkursi empat.

Google, Tesla dan Uber berdasarkan laporan juga telah menunjukkan minatnya dalam teknologi yang baru ini. [ww]

XS
SM
MD
LG