Mingguan populer milik pemerintah Moskow Argumenty i Fakty (AiF) menerbitkan ringkasan berbahasa Rusia dari laporan harian AS Washington Post tentang kesulitan yang mungkin dihadapi oleh warga sipil Ukraina pada musim dingin mendatang, karena penargetan sistematis pasukan Rusia terhadap jaringan-jaringan listrik Ukraina.
Dengan lebih dari 1,3 juta pelanggan untuk salinan cetaknya dan sekitar 30 juta tampilan halaman setiap hari, AiF adalah salah satu outlet media era Soviet paling populer di Rusia.
Artikel Washington Post, yang berjudul: "Masalah energi Ukraina pada musim dingin, diperkirakan akan sangat membebani warg yang telah menderita," meneliti dampak yang menghancurkan dari serangan harian Rusia terhadap sasaran-sasaran sipil. Artikel tersebut menyertakan wawancara dengan tiga warga Ukraina — seorang pejabat anonim, seorang peneliti, dan seorang aktivis.
"Sektor listrik dan rakyat Ukraina menderita menjelang musim dingin," tulis The Washington Post.
Artikel Post mengutip Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang mengatakan (dalam pidatonya) di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, "Beginilah cara Putin mempersiapkan diri untuk musim dingin: berharap untuk menyiksa jutaan warga Ukraina, keluarga biasa, wanita, anak-anak, kota-kota biasa, desa-desa biasa. Putin ingin meninggalkan mereka dalam kegelapan dan kedinginan musim dingin ini, memaksa (rakyat) Ukraina untuk menderita dan menyerah.”
Dalam meringkas artikel Washington Post tersebut, AiF mengutip bagian dari artikel itu dan menggunakannya di luar konteks, termasuk bahwa dukungan Ukraina terhadap angkatan bersenjata mereka menurun.
AiF juga membuat kutipan yang menyatakan bahwa “para pejabat Ukraina takut akan protes [antipemerintah] massal” pada musim dingin tahun ini karena pemadaman listrik.
“The Washington Post menulis, mengutip seorang pejabat Ukraina anonim, bahwa jumlah [warga Ukraina] yang siap membuat konsesi teritorial untuk menyelesaikan konflik terus bertambah. Jumlah warga Ukraina yang tidak puas dengan tindakan sekutu Barat juga bertambah,” tulis AiF.
Ringkasan AiF atas laporan Washington Post itu menyesatkan.
AiF mendistorsi artikel aslinya, menghilangkan bagian-bagian penting, salah mengatribusikan kutipan, dan mengubah kata-katanya. Artikel yang dikutip AiF itu menyelaraskan laporan Washington Post dengan narasi propaganda anti-Kyiv dan anti-Barat oleh Kremlin. Yaitu, bahwa Ukraina siap menyerah membela negara mereka, berhenti mendukung angkatan bersenjata mereka, dan menyerahkan wilayah pendudukan kepada Rusia.
Pertama, Washington Post menggambarkan agresi Rusia di Ukraina sebagai peperangan — AiF menerjemahkannya sebagai "konflik." Kremlin pada tahun 2022 menciptakan undang-undang yang mengkriminalkan penggunaan kata "perang" untuk menggambarkan invasinya, hanya menyetujui istilah seperti "operasi militer khusus" dan "konflik."
Terjemahan AiF juga menghilangkan bagian dari laporan The Post yang membahas tentang tindakan permusuhan Rusia yang menjadi inti dari penderitaan rakyat Ukraina.
Kedua, klaim AiF bahwa seorang pejabat senior Ukraina mengeluh kepada The Post tentang menurunnya dukungan rakyat terhadap angkatan bersenjata Ukraina adalah salah dan diambil di luar konteks artikel itu.
Tidak ada atribusi kepada warga Ukraina mana pun dalam laporan The Post untuk bagian itu, yang menjelaskan bahwa berkurangnya sumber daya di antara beberapa warga sipil Ukraina dapat membuat mereka kurang mampu memberikan dukungan untuk unit medan perang. Bagian artikel itu hanya menyatakan, bahwa: "Banyak unit tempur (Ukraina) sangat didukung oleh sumbangan sipil untuk membeli peralatan yang dibutuhkan — dukungan yang kemungkinan akan berkurang saat warga (semakin) kehabisan sumber daya."
Ketiga, klaim AiF bahwa The Post melaporkan bahwa lebih banyak warga Ukraina siap membeli perdamaian dengan Rusia, bahkan jika itu harus mensyaratkan konsesi teritorial, juga salah dikaitkan dan diambil di luar konteks.
Tidak ada "pejabat senior Ukraina" selain Anton Grushetsky, direktur eksekutif Institut Sosiologi Internasional Kyiv, yang mengatakan kepada The Post bahwa survei terkini menunjukkan peningkatan "kesiapan warga Ukraina untuk (menyerahkan) konsesi teritorial" menjadi 32% dibandingkan dengan 10% pada tahun lalu.
Namun, AiF menghilangkan sisa kutipan Grushetsky, yang di dalamnya ia mengatakan: "Rakyat (Ukraina) sangat menentang perdamaian dengan Rusia 'dengan cara apa pun' — dan kemungkinan besar akan tetap demikian."
Keempat, klaim AiF bahwa artikel The Post melaporkan semakin banyak warga Ukraina yang tidak puas dengan Barat adalah tidak benar. The Post sebenarnya mengutip Victoria Voytsitska, seorang pemimpin masyarakat sipil dan mantan wakil parlemen, yang menjelaskan kepada harian AS tersebut dalam keadaan apa perubahan seperti itu dapat terjadi.
“Ketidakpuasan terhadap mitra Barat Ukraina dapat tumbuh ... jika mereka tidak menyediakan pertahanan udara tambahan bagi negara itu dan terus menolak izin pasukan Kyiv untuk melakukan serangan besar-besaran di wilayah Rusia.”
Penerjemahan laporan oleh media arus utama asing (The Washington Post) untuk mendorong ringkasan yang menyimpang (disinformasi) ke khalayak domestik Rusia adalah bagian penting dari strategi disinformasi Moskow yang bertujuan untuk menciptakan ilusi bahwa narasi propaganda Kremlin telah mendapatkan daya tarik di media Barat yang independen.