Tautan-tautan Akses

Cek Fakta: China dan Rusia Bergabung Ragukan Kemampuan AS Bantu Israel dan Ukraina Sekaligus


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kiri, dan PM Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pernyataan mereka kepada media di "Kirya", yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, setelah pertemuan mereka di Tel Aviv 12 Oktober 2023. (Jacquelyn Martin /AP)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kiri, dan PM Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pernyataan mereka kepada media di "Kirya", yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, setelah pertemuan mereka di Tel Aviv 12 Oktober 2023. (Jacquelyn Martin /AP)
Chen Xia

Chen Xia

Kartunis Global Times

"(AS) Terjepit, karena banyak yang harus diurus."

Menyesatkan

Israel meningkatkan serangan udara ke Gaza setelah serangan Hamas memicu perang yang telah menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel dan 1.400 orang di Gaza.

Ketika invasi darat Israel ke Gaza semakin dekat, Rusia dan China telah memanfaatkan janji Amerika Serikat untuk membantu sekutu lama Israel mempertahankan diri.

Baik Moskow maupun Beijing menyalahkan AS atas konflik tersebut dan melemahkan dukungan AS terhadap Ukraina, dengan media milik negara menyebarkan narasi disinformasi yang berfokus pada dugaan ketidakmampuan AS untuk membantu Israel dan Ukraina.

Kartun adalah alat populer yang digunakan media pemerintah di China untuk melakukan kampanye propaganda anti-AS.

Salah satu kartun baru-baru ini yang diterbitkan di Global Times milik negara China menggambarkan Paman Sam diikat di pinggang dengan tali. tali-tali tersebut diikatkan pada truk bergerak ke arah yang berlawanan – yang satu diberi label “bantuan Ukraina,” yang lain berlabel “bantuan Israel”.

Judulnya berbunyi: “(AS) Terjepit, karena banyak yang harus diurus.”

Tangkapan layar sebuah kartun di harian Global Times China pada tanggal 11 Oktober 2023, mempertanyakan kemampuan AS untuk membantu Israel dan Ukraina.
Tangkapan layar sebuah kartun di harian Global Times China pada tanggal 11 Oktober 2023, mempertanyakan kemampuan AS untuk membantu Israel dan Ukraina.

(Klaim kartun) itu menyesatkan.

Beberapa laporan menunjukkan belum adanya tumpang tindih yang signifikan antara kebutuhan Israel dan Ukraina, dan para pejabat AS menegaskan bahwa bantuan AS kepada Israel tidak akan mengorbankan (kepentingan) Ukraina.

Pada tanggal 11 Oktober, AS mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina yang mencakup tambahan kemampuan pertahanan udara, senjata anti-tank, dan peralatan lainnya.

Para analis sepakat bahwa kebutuhan militer paling mendesak antara Ukraina dan Israel berbeda.

“Kebutuhan Israel yang paling mendesak adalah amunisi berpemandu presisi yang diluncurkan dari udara dan pengisian ulang pencegat untuk Iron Dome – dan saat ini hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada persaingan antara Israel dan Ukraina untuk mendapatkan kemampuan tersebut,” kata Bradley Bowman, direktur senior, Pusat Kekuatan Militer dan Politik Yayasan Pertahanan Demokrasi yang berbasis di Washington, D.C.

Sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel tidak dirancang untuk menembakkan pencegat yang sama dengan yang digunakan oleh Patriot buatan AS atau sistem pertahanan rudal lain yang dipasok AS dan sekutunya ke Ukraina.

Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza pada 11 Oktober 2023. (Mahmud Hams/AFP)
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza pada 11 Oktober 2023. (Mahmud Hams/AFP)

“Jika kita melihat perang darat yang berkepanjangan, senjata yang dibutuhkan Israel dari Amerika mungkin akan tumpang tindih dengan beberapa senjata yang dibutuhkan Ukraina. Namun, beberapa tumpang tindih dalam hal persenjataan yang dibutuhkan oleh Ukraina dan Israel pasti bisa diatasi. Pernyataan bahwa Amerika Serikat tidak dapat mendukung Ukraina dan Israel pada saat yang sama tidak akan lolos dari pengawasan,” kata Bowman.

Ukraina juga telah meminta bantuan tank dan pengangkut personel lapis baja. Israel sudah memiliki stok kendaraan semacam itu dalam jumlah besar, beberapa di antaranya diproduksi di dalam negeri.

Ukraina juga membutuhkan rudal anti-kapal, anti-tank, dan anti-udara yang menargetkan kapal, pesawat, dan kendaraan militer yang tidak dimiliki Hamas.

Meskipun bantuan AS ke Ukraina secara berturut-turut telah mencakup jutaan butir amunisi senjata kecil, Reuters melaporkan bahwa Israel sepertinya tidak akan menghabiskan persediaan amunisi senjata kecilnya sejauh ini.

Meski begitu, para pejabat NATO memperingatkan bahwa stok amunisi Barat semakin berkurang.

Ukraina, dan kemungkinan juga Israel, keduanya membutuhkan peluru artileri 155 milimeter.

Kandidat presiden dari Partai Republik, Vivek Ramaswamy, dan beberapa tokoh lainnya mengkritik keputusan AS mentransfer 300.000 peluru artileri 155 milimeter dari Israel ke Ukraina.

“Kita (militer AS) berada di jalur yang tepat untuk menghabiskan amunisi dan persediaan lainnya dengan adanya konflik ganda di Ukraina dan sekarang di Israel. Ini adalah zero-sum (kerugian) yang membuka jalan bagi China untuk menginvasi Taiwan ketika (militer) AS mencapai titik nadir dalam kapasitasnya,” tulis Ramaswamy di X.

Surat kabar Israel Haaretz memperkirakan Israel menggunakan setidaknya 32.000 peluru artileri selama Perang Gaza 2014, yang berlangsung satu bulan, dua minggu dan empat hari.

Ukraina menggunakan sekitar 6.000 peluru artileri setiap hari, kurang dari 10.000 peluru per hari yang dibutuhkan militernya.

Sementara Rusia , pada puncaknya, menyerang Ukraina dengan 60.000 peluru dan roket setiap hari.

Di tengah kekhawatiran akan berkurangnya stok amunisi Barat, AS telah meningkatkan produksi bulanan peluru artileri 155 mm sebanyak dua kali lipat menjadi 28.000 peluru dan menargetkan produksi 80.000-100.000 peluru per bulan pada akhir tahun 2025.

Sejauh ini, Kongres AS telah memberikan lebih dari $113 miliar bantuan kepada Ukraina.

Presiden AS Joe Biden meminta Kongres memberikan tambahan $24 miliar bantuan Ukraina pada 10 Agustus lalu.

Rajan Menon, seorang profesor ilmu politik di City College of New York, mengatakan kepada Radio Free Europe/Radio Liberty, organisasi serupa VOA, bahwa AS dapat memenuhi permintaan Israel dan Ukraina, mengingat $800 miliar dialokasikan dalam anggaran tahunan untuk Departemen Pertahanan. Dalam skala yang lebih luas, pemerintah AS menghabiskan $6,27 triliun pada tahun fiskal 2022.

Utang nasional AS kini melebihi $33 triliun dolar, sehingga mendorong seruan pemotongan belanja negara.

Persoalan ini, menurut Menon dan yang lainnya, adalah masalah kemauan politik, karena dukungan AS terhadap bantuan Ukraina menurun sementara dukungan terhadap Israel tidak tergoyahkan.

Pemerintahan Biden telah mempertimbangkan untuk memberikan dukungan tambahan ke Ukraina dengan menggabungkan bantuan ke Israel, Taiwan, dan Ukraina. Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik mengatakan mereka akan menolak permintaan pendanaan semacam itu.

Sementara itu, Institute for the Study of War (Lembaga Studi Perang), sebuah lembaga kajian yang berbasis di Washington, D.C., mengatakan bahwa Moskow “telah dan kemungkinan akan terus menggunakan serangan Hamas terhadap Israel untuk mempromosikan operasi informasi yang bertujuan mengurangi dukungan dan perhatian AS dan Barat terhadap Ukraina."

XS
SM
MD
LG