Tautan-tautan Akses

Catatan HAM Korea Utara Menjadi Isu Utama


Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin Korea, Kim Jong Un, berjabat tangan dalam acara penandatanganan dokumen setelah pertemuan puncak antara kedua pemimpin di Capella Hotel, Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018 (foto: Susan Walsh/Pool via Reuters)
Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin Korea, Kim Jong Un, berjabat tangan dalam acara penandatanganan dokumen setelah pertemuan puncak antara kedua pemimpin di Capella Hotel, Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018 (foto: Susan Walsh/Pool via Reuters)

Catatan hak asasi Korea Utara muncul sebagai isu terbaru yang memisahkan Amerika dan Korea Utara, sementara pembicaraan denuklirisasi mandek.

Korea Utara sering dikecam sebagai salah satu negara dengan catatan HAM terburuk di dunia. Departemen Luar Negeri Amerika dalam laporan tahun 2017 menyebut pelanggaran HAM itu "mengerikan." Korea Utara menolak kritik itu, menyebutnya sebagai taktik untuk menggulingkan sistem politiknya.

Presiden Donald Trump mengatakan ia mengangkat masalah hak asasi Korea Utara kepada pemimpin negara itu, Kim Jong Un, dalam pertemuan puncak keduanya di Singapura Juni lalu dan bahwa Kim menanggapi "sangat baik." Tetapi Trump dikritik karena gagal mendapatkan persetujuan konkret hak asasi dalam pernyataan bersama yang ditandatangani kedua pemimpin dalam pertemuan itu.

Ketegangan terbaru itu dipicu sanksi yang dijatuhkan Amerika di bawah kampanye "tekanan maksimum" yang dirancang untuk mendorong Korea Utara menuju denuklirisasi. [ka]

XS
SM
MD
LG