Tautan-tautan Akses

Cara Baru Definisikan Alzheimer Bertujuan untuk Temukan Penyakit Lebih Dini


ARSIP - Satu bagian otak yang sehat (kiri) tampak dalam gambar di sebelah bagian otak dari penderita Alzheimer, di unit morfologikal psikopatologi di divisi Neuropsikiatri di Belle Idee University Hospital di Chene-Bourg dekat Jenewa, 14 Maret 2011 (foto: REUTERS/Denis Balibouse)
ARSIP - Satu bagian otak yang sehat (kiri) tampak dalam gambar di sebelah bagian otak dari penderita Alzheimer, di unit morfologikal psikopatologi di divisi Neuropsikiatri di Belle Idee University Hospital di Chene-Bourg dekat Jenewa, 14 Maret 2011 (foto: REUTERS/Denis Balibouse)

Pemerintah dan kalangan ilmuwan lainnya mengusulkan cara baru untuk mendefinisikan penyakit Alzheimer berdasarkan tanda-tanda biologis, seperti perubahan otak, ketimbang hilangnya ingatan dan gejala-gejala kepikunan lainnya yang digunakan saat ini.

Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki penelitian, dengan menggunakan lebih banyak kriteria obyektif seperti pemindaian otak untuk memilih pasien untuk studi dan menyertakan mereka lebih cepat dalam perkembangan penyakitnya, saat pengobatan mungkin dapat menawarkan peluang lebih besar untuk membantu.

Namun terlalu dini untuk memanfaatkan hasil pemindaian dan uji-uji lainnya dalam perawatan rutin, karena mereka masih belum divalidasi, demikian penekanan dari para pakar. Untuk saat ini, dokter akan mengandalkan peralatan yang mereka gunakan sejak lama untuk mengevaluasi ketrampilan berpikir untuk mendiagnosa sebagian besar kasus.

Terlepas dari uji apapun yang digunakan untuk membuat diagnosa, definisi yang baru akan memiliki efek yang menakjubkan: Lebih banyak orang yang akan dianggap menderita penyakit Alzheimer, karena tanda-tanda biologis dapat muncul 15 hingga 20 tahun sebelum gejala-gejalanya muncul.

“Angka-angkanya akan meningkat secara dramatis,” ujar Dr. Clifford R. Jack Jr., seorang spesialis pencitraan otak di Mayo Clinic. “Ada jauh lebih banyak orang yang normal secara kognitif yang memiliki patologi di otak yang saat ini akan dihitung sebagai menderita penyakit Alzheimer.”

Ia memimpin panel para pakar, yang bekerja dengan Alzheimer Association dan the National Institute on Aging, yang memperbaharui pedoman untuk penyakit tersebut, yang dipublikasikan hari Selasa dalam Alzheimer & Dementia: The Journal of the Alzheimer's Association.

Tentang Alzheimer

Sekitar 50 juta orang di seluruh dunia menderita kepikunan, dan Alzheimer adalah bentuk yang paling sering dijumpai. Di AS, sekitar 5,7 juga orang menderita Alzheimer dilihat dari segi definisi yang ada saat ini, yang berdasarkan pada permasalahan daya ingat dan gejala-gejala lainnya. Sekitar sepertiga dari orang yang berusia lebih dari 70 tahun tidak menunjukkan permasalahan dalam daya pikir sesungguhnya memiliki tanda-tanda otak yang menunjukkan Alzheimer, ujar Jack.

Tidak ada penyembuhnya – obat-obatan yang ada saat ini seperti Aricept dan Namenda hanya meringankan gejala-gejalanya untuk sementara. Lusinan pengobatan yang diharapkan dapat menyembuhkan telah gagal, dan dokter berpikir satu alasan mungkin studi menyertakan pasien setelah terjadi kerusakan otak yang parah.

"Saat anda didiagnosis dengan penyakit itu, segalanya sudah sangat terlambat,” ujar Dr. Eliezer Masliah, kepala ilmu syaraf di Institute of Aging.

“Apa yang telah kami sadari adalah anda harus mendeteksinya lebih dini dan lebih dini dan lebih dini,” seperti yang dilakukan para dokter saat mengobati kanker, ujarnya.

Masalah lainnya: sebanyak 30 persen dari orang yang diikutkan dalam studi Alzheimer berdasarkan gejala-gejalanya sebenarnya tidak menderita penyakit itu – mereka menderita bentuk kepikunan yang lain atau bahkan kondisi medis. Ini tidak memberikan gambaran akurat apabila pengobatan potensial dapat membantu, dan definisi yang baru bertujuan untuk meningkatkan pemilihan pasien dengan menggunakan pemindaian otak dan uji-uji yang lain.

Uji-uji yang lebih baik

Banyak penyakit lainnya, seperti diabetes, telah didefinisikan dengan mengukur biomarker, sebuah indikator obyektif seperti gula darah. Hal ini tidak dimungkinkan dengan penyakit Alzheimer hingga beberapa tahun lalu, saat pemindaian otak dan uji cairan serebrospinal dikembangkan untuk melakukan hal ini.

Mereka mengukur bentuk-bentuk tertentu dari dua protein – amyloid dan tau – yang membentuk plak dan serat protein yang terpelintir di otak – dan tanda-tanda cedera otak, degenerasi, dan penyusutan otak.

Pedoman ini menjelaskan secara eksplisit penggunaan biomarker ini dikeseluruhan penurunan spektrum mental, dimulai dengan peruabah awal di otak, lewat gangguan ringar dan kepikunan akibat Alzheimer.

Apa yang harus dilakukan?

Orang-orang mungkin khawatir dan menginginkan uji ini untuk diri mereka sendiri atau anggota keluarga saat ini, namun Jack mengatakan: “Tidak perlu repot-repot. Belum ada pengobatan yang sudah terbukti.”

Anda mungkin dapat menemukan dokter yang bersedia untuk memerintahkannya, namun uji cairan serebrospinal bersifat invasif dan pemindaian otak biayanya dapat mencapai $6.000. Asuransi biasanya tidak bersedia membayar karena pengobatan ini masih dianggap bersifat eksperimental di luar penelitian. Sebuah studi skala besar akan segera dimulai saat ini untuk mempertimbangkan apabila Medicare harus menanggungya dan kapan.

Siapapun dengan gejala atau riwayat kepikunan dalam keluarga, atau bahkan orang sehat yang khawatir akan risikonya dapat mempertimbangkan untuk ikut serta dalam satu atau banyak studi yang akan dimulai.

“Kita butuh lebih banyak orang dalam tahapan pra-gejala” untuk melihat apabila pengobatan ini dpat membantu mencegah penurunan ujar Masliah. [ww]

XS
SM
MD
LG