Tautan-tautan Akses

Otak Superlansia Tawarkan Petunjuk untuk Daya Ingat Tajam di Usia Tua


Ilmuwan ahli syaraf, Emily Rogalski, berpose di the Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago, 16 Februari 2018 (foto: AP Photo/Teresa Crawford)
Ilmuwan ahli syaraf, Emily Rogalski, berpose di the Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago, 16 Februari 2018 (foto: AP Photo/Teresa Crawford)

Cukup luar biasa bagi orang yang berada di rentan usia 80an dan 90an untuk tetap memiliki ingatan yang tajam sama dengan mereka yang berusia puluhan tahun lebih muda, dan sekarang para ilmuwan berusaha untuk meneliti otak dari para “superlansia” untuk menemukan rahasianya.

Pekerjaan ini adalah sisi kebalikan dari perburuhan untuk obat-obatan baru yang mengecewakan untuk melawan atau mencegah penyakit Alzheimer.

Sebaliknya, “mengapa kita tidak berusaha memikirkan apa yang mungkin kita perlukan untuk memaksimalkan daya ingat kita?” ujar seorang ilmuwan ahli syaraf Emily Rogalsky, yang memimping studi SuperAging di Chicago Northwestern University.

Sebagian otak kita menyusut dengan bertambahnya usia, satu dari beberapa alasan mengapa kebanyakan orang mengalami perlambatan berangsur-angsur dari paling tidak beberapa tipe daya ingat di usia lanjut, bahkan apabila mereka berhasil terhindar dari penyakit seperti Alzheimer.

Namun ternyata otak para superlansia ini tidak menyusut secepat rekan-rekan sebayanya. Dan autopsi dari superlansia pertama yang meninggal selama pelaksanaan studi menunjukkan mereka memiliki jenis sel syaraf khusus jauh di dalam bagian otaknya yang penting untuk memusatkan perhatian. Rogalski menyatakannya di depan rapat the American Association for the Advancement of Science.

Para lansia elit ini “lebih dari sekedar keanehan atau kelangkaan,” ujar ilmuwan ahli syaraf Molly Wagster dari the National Institute on Aging, yang membantu pendanaan penelitian. “Ada potensi untuk belajar dalam jumlah banyak dan mengaplikasikannya ke kita semua, dan bahkan pada mereka yang mungkin sedang mengalami semacam penyakit syaraf degeneratif.”

Apakah yang dibutuhkan untuk menjadi superlansia? Kondisi otak yang tetap muda dalam tubuh seorang yang berusia 80 tahun atau lebih. Tim Rogalski teleh memberikan serangkaian tes ke lebih dari 1.000 orang yang berpendapat bila mereka memenuhi syarat, dan hanya sekita 5 persen di antaranya yang lulus. Tantangan daya ingat yang penting: Dengarkan 15 kata yang tidak berhubungan satu sama lain, dan setengah jam kemudian sebutkan paling tidak sembilan di antaranya. Itu adalah standar untuk mereka yang berusia 50 tahun-an, namun rata-rata mereka yang berusia 80-an dapat mengingat lima di antaranya. Beberapa superlansia dapat mengingat keseluruhan kata tersebut.

“Bukan berarti anda lebih cerdas,” tegas superlansia William “Bill” Gurolnick, yang memasuki usia 87 bulan depan dan bergabung dengan studi ini dua tahun yang lalu.

Bukan juga berkat adanya gen protektif: ayah Gurolnick menderita Alzheimer di usia 50-an. Menurutnya daya ingatnyayang hebat didukung dengan gaya hidupnya yang membuat ia tetap sibuk. Ia bersepeda, main tenis, dan bola voli air. Ia tetap bersosialisasi dengan makan sian bersama-sama secara reguler dan mengikuti rapat-rapat kelompok pria yang mana ia adalah salah satu pendirinya.

“Secara absolut ini adalah faktor penting yang membuat anda tetap dapat memilik daya ingat yang tajam,” tegas Gurolnick, yang baru saja menyelesaikan pertandingan gin bulanannya.

Kelompok superlansia yang diteliti Rogalski cenderung orang-orang yang bersifat periang dan menyatakan bahwa mereka memiliki aktivitas jaringan sosial yang kuat, namun demikian mereka berasal dari berbagai profesi, yang membuatnya sulit untuk menemukan kesamaan sifat untuk kesehatan otak. Ada beberapa yang belajar di perguruan tinggi, ada pula yang tidak. Beberapa di antaranya memiliki IQ yang tinggi dan yang lainnya ber IQ rata-rata. Ia telah mempelajari mereka yang telah mengalami trauma mendalam, termasuk penyintas Holocaust, penggemar aktivitas kebugaran, dan perokok; mereka yang sama sekali tidak minum alkohol dan mereka yang minum martini sehari-hari.

Namun jauh di dalam otaknya dimana ia menemukan berbagai petunjuk yang meyakinkan, entah bagaimana superlansia ini lebih tahan terhadap pengaruh waktu.

Di bagian awal, pemindaian otak menunjukkan cortex – lapisan luar otak yang penting untuk daya ingat dan fungsi-fungsi penting lainnya – dari superlansia ini lebih tebal dibandingkan orang lain sebayanya. Lapisan ini tampak seperti lapisan milik orang sehat berusia 50-an dan 60-an.

Masih belum jelas apakah mereka lahir dengan kondisi demikian. Namun tim Rogalski menemukan satu kemungkinan penjelasan: cortex dari para superlansia ini tidak menyusut secepat rekan sebayanya. Dalam jangka waktu lebih dari 18 bulan, rata-rata mereka yang berusia 80-an mengalami tingkat kehilangan dua kali lebih besar.

Petunjuk lainnya: Jauh di dalam otak, bagian yang diperlukan untuk memusatkan perhatian ukurannya lebih besar pada para superlansia ini. Dan di bagian dalam, autopsi menunjukkan bagian otaknya dipenuhi dengan neuron panjang – jenis khusus dan jarang dipahami yang disebut neuron von Economo yang dianggap memainkan peran penting dalam pemrosesan dan kesadaran sosial.

Superlansia ini memiliki neuron jenis ini empat hingga lima kali lebih banyak ketimbang orang yang berusia 80-an ujar Rogalski – bahkan lebih banyak ketimbang rata-rata orang dewasa yang berusia muda.

Studi yang dilaksanakan oleh Northwestern ini bukan satu-satunya upaya untuk mengurai kemampuan daya ingat yang bertahan lama. Di the University of California, Irvine, Dr. Claudia Kawas mempelajari mereka yang berusia paling tua, orang yang berusia 90 tahun atau lebih. Beberapa di antaranya menderita Alzheimer. Yang lainnya telah berhasil untuk memelihara daya ingat tajam dan ada juga yang berada di antaranya.

Sekitar 40 persen dari mereka yang berusia paling tua yang tidak menunjukkan gejala-gejala kepikunan dalam hidup ini bagaimanapun juga telah menunjukkan gejala-gejala penyakit Alzheimer saat kematiannya, ujar Kawas pada rapat AAAS.

Rogalski juga menemukan jumlayh amyloid dan tau, simbol dari protein Alzheimer, di dalam otak dari superlansia ini.

Saat ini para ilmuwan sedang menjajaki bagaiman orang-orang ini mampu menghindar dari kerusakan. Mungkin superlansia ini memiliki jalur berbeda untuk menuju ke kesehatan otak.

“Mereka berumur panjang dan hidup dengan baik,” ujar Rogalski. “Apakah ada hal-hal yang dapat diubah yang dapat kita pikirkan sekarang, dalam kehidupan kita sehari-hari” untuk melakukan hal yang sama? [ww]

XS
SM
MD
LG