Calon presiden Afghanistan Abdullah Abdullah telah menarik diri dari audit yang diawasi PBB untuk hasil pemilihan presiden babak kedua bulan Juni yang disengketakan.
Langkah itu, yang dilaporkan oleh juru bicara Abdullah dan seorang pejabat PBB Rabu (27/8), semakin mempersulit transisi politik yang intens di Afghanistan.
Tim Abdullah mengeluh para auditor belum bersedia membuang kertas suara yang dituduh menipu, dan menyebut proses itu “lelucon.”
Para auditor sedang dalam tahap terakhir pemeriksaan delapan juta kertas suara yang dicoblos dalam pemilihan babak kedua pada 14 Juni antara Abdullah dan Ashraf Ghani. Meski penghitungan sementara menunjukkan Ghani unggul jauh dari Abdullah, keduanya menyatakan telah memenangkan pemilihan presiden itu.
Pada Senin, Komisi Pemilu Afghanistan mengumumkan bahwa hasil dari paling sedikit 72 dari hampir 4000 kotak suara telah dibatalkan.
Audit itu adalah bagian dari persetujuan yang ditengahi oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan diawasi oleh PBB. Washington sebelumnya berharap proses itu akan selesai dan presiden baru dilantik sebelum akhir bulan ini.
Seorang juru bicara Abdullah mengatakan kepada kantor berita Perancis Rabu bahwa pembicaraan terus berlangsung dengan PBB, tetapi ia mengatakan kalau persetujuan tidak dapat dicapai “pembicaraan berakhir disitu.”