Pemilu presiden Haiti pada hari Minggu berakhir dengan ketidakjelasan hari Minggu, karena sebagian besar calon menyerukan pembatalan suara dari para pemilih. Selain itu, para pengunjuk rasa juga turun ke jalanan kota-kota di Haiti.
Dua belas dari 19 calon yang terdaftar dalam surat suara menuduh Presiden Rene Preval berupaya menyerahkan posisi presiden kepada calon dari partainya, Jude Celestin. Kelompok ini juga menyerukan kepada para pendukungnya untuk melakukan pawai protes.
Ribuan orang turun ke jalan di ibukota Port-au-Prince dan di kota Cap-Haitien, kota terbesar kedua di Haiti. Belum ada laporan mengenai kekerasan yang besar.
Haiti sedang berupaya pulih dari bencana gempa bumi pada bulan Januari dan juga berjuang melawan wabah kolera serta krisis ekonomi.
Banyak rakyat Haiti yang mencoba memilih pada hari Minggu mengeluhkan berbagai kesulitan sehubungan dengan pemilu. Mereka mengatakan tempat pemungutan suara terlambat dibuka, mereka tidak bisa menemukan tempat pemungutan suara yang benar, atau nama mereka tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Lebih dari satu juta warga Haiti tinggal di kamp-kamp tenda setelah kehilangan rumah mereka akibat gempa.
Dalam pemilu ini, rakyat juga memilih 99 anggota majelis rendah dan 11 anggota dari 30 kursi anggota Senat.
Calon-calon di Haiti Ingin Batalkan Pemilu, Demonstran Turun ke Jalan
Sekitar dua pertiga jumlah calon menuduh Presiden Rene Preval berupaya menyerahkan posisi presiden kepada calon dari partainya Jude Celestin.