Pengumuman resmi pemerintah Burma hari Senin (17/9), menggambarkan langkah itu sebagai upaya “membawa ketentraman dan perdamaian abadi” di negara itu. Pengampunan ini dilakukan seminggu sebelum Presiden Burma Thein Sein dijadwalkan melawat ke Amerika untuk menghadiri sidang tahunan Majelis Umum PBB.
Pengampunan itu terjadi pada hari yang sama kelompok HAM Amerika Human Rights Watch mengecam Burma karena tidak membebaskan sisa tahanan politik dan karena memberlakukan sejumlah larangan bagi mereka yang sudah dibebaskan.
Tidak jelas berapa banyak tahanan politik yang dibebaskan, tetapi Presiden Sein telah menjadikan pembebasan tahanan politik sebagai fokus utama reformasinya. Partai oposisi pro-demokrasi Burma NLD memperkirakan sekitar 300 tahanan politik masih dipenjara. Tetapi para aktivis lainnya mengatakan paling tidak ada 100 orang lainnya yang juga masih dipenjara.
Sementara itu, pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi telah memulai kunjungan dua minggu ke Amerika, di mana ia dijadwalkan menerima penghargaan tertinggi dari Kongres.
Suu Kyi berangkat ke Washington hari Senin, di mana ia akan berkunjung selama empat hari dan juga bertemu Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Ia juga akan datang ke kantor VOA.
Pengampunan itu terjadi pada hari yang sama kelompok HAM Amerika Human Rights Watch mengecam Burma karena tidak membebaskan sisa tahanan politik dan karena memberlakukan sejumlah larangan bagi mereka yang sudah dibebaskan.
Tidak jelas berapa banyak tahanan politik yang dibebaskan, tetapi Presiden Sein telah menjadikan pembebasan tahanan politik sebagai fokus utama reformasinya. Partai oposisi pro-demokrasi Burma NLD memperkirakan sekitar 300 tahanan politik masih dipenjara. Tetapi para aktivis lainnya mengatakan paling tidak ada 100 orang lainnya yang juga masih dipenjara.
Sementara itu, pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi telah memulai kunjungan dua minggu ke Amerika, di mana ia dijadwalkan menerima penghargaan tertinggi dari Kongres.
Suu Kyi berangkat ke Washington hari Senin, di mana ia akan berkunjung selama empat hari dan juga bertemu Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Ia juga akan datang ke kantor VOA.