Sejak dunia tahu mengenai kontroversi data terbaru di Facebook, jaringan media sosial ini telah melakukan sejumlah perubahan. Tetapi tidak jelas apakah tindakan Facebook ini akan cukup memuaskan para pembuat peraturan dan anggota parlemen.
"Kita telah mencapai titik kritis sehubungan Facebook dan masalah privasinya," kata Marc Rotenberg, presiden Pusat Informasi Privasi Elektronik, sebuah kelompok advokasi kepentingan umum.
“Kini yang paling menarik adalah kekuatan, baik politik, ekonomi maupun sosial yang menyatu. Dan saya pikir konsekuensi praktisnya adalah akan terjadi perubahan besar,” imbuhnya.
Dengan lebih dari 2 miliar pengguna, Facebook berada dalam posisi tersudut dalam beberapa minggu terakhir, akibat ulah seorang peneliti dari luar Facebook yang memberikan data 50 juta pengguna Facebook ke perusahaan riset politik Cambridge Analytica.
Apa yang dilakukan Cambridge Analytica dengan data itu tidak jelas, perusahaan itu mengklaim telah menghapusnya. Tetapi situasi ini membeberkan betapa besarnya data pribadi tersedia di Facebook dan bagaimana mereka menanganinya.
Dalam postingnya di Facebook dan penampilan di CNN, CEO Facebook, Mark Zuckerberg meminta maaf atas kontroversi ini dan berjanji akan mengupayakan lebih banyak untuk melindungi data penggunanya. "Ini adalah pelanggaran kepercayaan yang besar, dan saya benar-benar menyesal bahwa ini terjadi," katanya.
Sementara regulator negara-negara bagian dan federal membuka penyelidikan dan beberapa komite kongres meminta Zuckerberg untuk bersaksi, Facebook telah sibuk melakukan perubahan. [ps/jm]