Seorang pembom bunuh diri meledakkan kendaraannya yang berisi bahan peledak di luar markas besar polisi provinsi di Afghanistan tengah. Sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya terluka akibat ledakan tersebut.
Pejabat-pejabat Afghanistan mengutuk serangan pada hari Minggu (18/10) di Firozkoh, ibu kota provinsi Ghor yang miskin, sebagai tindakan terorisme. Mereka mengatakan sebagian besar korban adalah warga sipil. Ledakan dahsyat itu juga merusak kantor-kantor pemerintah di dekat lokasi.
Kepada VOA, Kepala Rumah Sakit Provinsi Ghor Mohammad Omer Lalzad mengatakan "sejumlah orang yang terluka dalam kondisi kritis." Ia memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, meskipun Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menuding gerilyawan Taliban.
Penjabat duta besar Amerika untuk Afghanistan mengutuk serangan itu. “Kembali warga Afghanistan yang tidak bersenjata tewas hari ini akibat pemboman yang tidak berperikemanusiaan di #FerozKoh di provinsi #Ghor. Kehancuran dan pertumpahan darah ini harus dihentikan. Warga Afghanistan berhak hidup dengan damai,” cuit Ross Wilson.
Sementara itu, kelompok pemberontak, Minggu (18/10), menuduh militer Amerika melanggar kesepakatan damai Februari antara kedua pihak dengan melakukan "serangan udara berlebihan" di daerah-daerah yang dikuasai Taliban di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, dan di tempat lain di negara itu.
Juru Bicara Taliban Muhammad Yousuf Ahmadi mengatakan perjanjian yang ditandatangani di Doha, Qatar, pada 29 Februari melarang pasukan Amerika melancarkan serangan udara di daerah-daerah selain zona pertempuran atau dalam pertempuran aktif. [ka/ab]