Sebuah bom meledak di minibus di Kabul, ibu kota Afghanistan pada Sabtu (6/1) petang hingga menewaskan dua orang dan melukai 14 lainnya.
Serangan terjadi di kawasan muslim Syiah, Dasht-e-Barchi, di sebelah barat Kabul.
Khalid Zadran, juru bicara kepolisian Kota Kabul yang dipimpin Taliban, mengonfirmasi kondisi korban. Dia mengatakan bahwa korban yang luka dilarikan ke sejumlah rumah sakit dan pengeboman sedang diselidiki.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, kecurigaan mengarah kepada afiliasi ISIS yang dikenal sebagai Negara Islam-Khorasan atau Islamic State-Khorasan (IS-K).
Dasht-e-Barchi mengalami pengeboman militan yang mematikan dan terus-menerus, yang menarget masjid, sekolah, dan rumah sakit Syiah. IS-K telah mengklaim bertanggung jawab atas hampir semua serangan baru-baru ini.
Kelompok tersebut telah melakukan serangan besar-besaran di Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa lebih dari dua tahun lalu. Kekerasan tersebut telah menewaskan ratusan orang, termasuk warga Syiah Afghanistan dan anggota Taliban.
Menteri Pertahanan Taliban Mohammad Yaqoob mengatakan pada konferensi pers yang disiarkan televisi pekan lalu bahwa terjadi penurunan serangan IS-K sebesar 90 persen pada tahun lalu. Penurunan itu disebabkan oleh operasi kontraterorisme yang dilakukan oleh pemerintahnya.
Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintah Taliban, pada Sabtu menegaskan kembali bahwa tindakan keras terhadap IS-K telah menurunkan kemampuan kelompok itu untuk merugikan Afghanistan dan negara-negara lain.
Dia berbicara kepada media lokal sehari setelah kantor berita Reuters melaporkan bahwa "hasil penyadapan komunikasi oleh Amerika Serikat" mengonfirmasi bahwa IS-K melancarkan dua serangan bom bunuh diri pada Rabu (3/1) di negara tetangga, Iran, yang menewaskan hampir 100 orang.
IS-K yang beraliran Sunni itu mengaku bertanggung jawab atas insiden berdarah di Kota Kerman, di tenggara Iran. Namun, kelompok itu tidak secara khusus menyebut bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok afiliasinya di Afghanistan.
Amerika Serikat kerap menggambarkan IS-K sebagai entitas yang berbahaya.
Namun, John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan pada Kamis (4/1) bahwa “sulit untuk membuat penilaian kuantitatif atau kualitatif” terhadap kekuatan IS-K berdasarkan satu peristiwa seperti serangan minggu ini di Iran.
“ISIS-K tetap menjadi ancaman teroris. Tentu saja, mereka sebagian besar berbasis di Afghanistan. Di sanalah mereka bermarkas,” kata Kirby pada konferensi pers di Washington, menggunakan akronim berbeda untuk IS-K. “Dan mereka terus menimbulkan ancaman teroris terhadap rakyat Afghanistan dan tentunya juga terhadap wilayah tersebut.” [ft/ah]