Mantan diktator Pakistan, Jenderal Pervez Musharraf sekali lagi tidak hadir di pengadilan karena adanya ancaman atas keselamatannya.
Polisi Pakistan hari Rabu (1/1) mengatakan, sebuah bom rakitan berhasil dijinakkan di jalan yang akan dilewati mobil Musharraf untuk pergi ke pengadilan.
Tim pengacara Musharraf mengatakan, itulah sebabnya bekas pemimpin Pakistan itu tidak bisa datang untuk diadili atas tuduhan mengumumkan keadaan darurat tahun 2007, satu tahun sebelum ia mengundurkan diri.
Tanggal 24 lalu, bahan peledak juga ditemukan di jalan ketika Musharraf dijadwalkan akan datang ke pengadilan. Jenderal Musharraf menghadapi sejumlah tuduhan kriminal atas berbagai peristiwa yang terjadi dalam masa pemerintahannya dari tahun 1999 sampai 2008, termasuk pembunuhan bekas perdana menteri Benazir Bhutto pada tahun 2007.
Musharraf dikenai tahanan luar dengan membayar sejumlah uang jaminan setelah ia kembali ke Pakistan dari pengasingan permulaan tahun lalu. Ia akan menjadi penguasa militer pertama yang diadili atas tuduhan pengkhianatan di negara yang telah mengalami tiga kudeta militer itu.
Polisi Pakistan hari Rabu (1/1) mengatakan, sebuah bom rakitan berhasil dijinakkan di jalan yang akan dilewati mobil Musharraf untuk pergi ke pengadilan.
Tim pengacara Musharraf mengatakan, itulah sebabnya bekas pemimpin Pakistan itu tidak bisa datang untuk diadili atas tuduhan mengumumkan keadaan darurat tahun 2007, satu tahun sebelum ia mengundurkan diri.
Tanggal 24 lalu, bahan peledak juga ditemukan di jalan ketika Musharraf dijadwalkan akan datang ke pengadilan. Jenderal Musharraf menghadapi sejumlah tuduhan kriminal atas berbagai peristiwa yang terjadi dalam masa pemerintahannya dari tahun 1999 sampai 2008, termasuk pembunuhan bekas perdana menteri Benazir Bhutto pada tahun 2007.
Musharraf dikenai tahanan luar dengan membayar sejumlah uang jaminan setelah ia kembali ke Pakistan dari pengasingan permulaan tahun lalu. Ia akan menjadi penguasa militer pertama yang diadili atas tuduhan pengkhianatan di negara yang telah mengalami tiga kudeta militer itu.