Tautan-tautan Akses

BKSDA Sumbar Lepasliarkan Harimau Sumatera ke Hutan Lindung Pasaman Barat


Harimau Sumatera betina yang siap dilepasliarkan di ekosistem hutan Leuser di Provinsi Aceh, 19 Juni 2020. (Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP)
Harimau Sumatera betina yang siap dilepasliarkan di ekosistem hutan Leuser di Provinsi Aceh, 19 Juni 2020. (Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP)

Sehari setelah Hari Harimau Sedunia 29 Juli, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melepasliarkan seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ke lanskap hutan lindung Pasaman Barat.

Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, menjelaskan pelepasliaran seekor harimau Sumatera betina bernama Sipogu itu ke lanskap Panti Batang Gadis kawasan hutan lindung Pasaman Barat, Jumat (30/7) kemarin. Harimau itu merupakan satwa yang diselamatkan oleh BKSDA Sumbar dari kawasan perkebunan PT Pasaman Marama Sejahtera, pada 19 Juli 2021.

"Harimau ini keluar dari area hutan kurang lebih sejauh 7 kilometer. Kemudian, setelah kami observasi di konservasi Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, itu (harimau) dinyatakan sehat. Akhirnya kami lepasliarkan," kata Ardi saat dihubungi VOA, Sabtu (31/7).

Proses pelepasliaran harimau Sumatera bernama Sipogu di kawasan hutan lindung Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat 30 Juli 2021. (Courtesy: BKSDA Sumbar)
Proses pelepasliaran harimau Sumatera bernama Sipogu di kawasan hutan lindung Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat 30 Juli 2021. (Courtesy: BKSDA Sumbar)

Setelah melakukan pelepasliaran harimau tersebut, BKSDA Sumbar masih melakukan pemantauan selama lima hari berturut-turut. Kemudian, petugas juga melakukan patroli di kawasan pelepasliaran itu.

"Sehingga harimau ini dipastikan tidak akan keluar lagi," ungkap Ardi.

Ardi melanjutkan, ada hal unik dalam pelepasliaran harimau Sumatera tersebut. Masyarakat di sekitar wilayah pelepasliaran itu justru meminta harimau itu dilepasliarkan di kawasan tersebut. Padahal, di tempat lain masyarakat kerap menolak adanya pelepasliaran di dekat kawasan mereka.

"Di sini masyarakat meminta dan hutannya masih utuh. Memang ada lokasi lain seperti di Solok masyarakatnya juga meminta. Namun, hutannya sudah terdegradasi dan terfragmentasi," ujarnya.

Lestarikan Harimau, BKSDA Teken Piagam Kesepakatan

Sebelumnya, BKSDA Sumbar menandatangani piagam kesepakatan bersama para pihak untuk kelestarian harimau Sumatera di Kabupaten Pasaman Barat. Kesepakatan itu bertepatan dengan perayaan Global Tiger Day 2021, Kamis (29/7).

Kesepakatan ini ditandatangani oleh Bupati Pasaman Barat, Kepala BKSDA Sumbar, Kapolres Pasaman Barat, Dandim 0305/Pasaman, Kepala KPHL Pasaman Raya, Wali Nagari, perwakilan tokoh masyarakat dan tokoh adat, serta pemegang izin hak guna usaha perkebunan PT Pasaman Marama Sejahtera.

Piagam kesepakatan ini merupakan langkah maju bagi pelestarian harimau Sumatera di Sumbar dan diharapkan dapat menjadi contoh di lokasi lain. Selanjutnya, akan dibentuk tim Community Patrol, terdiri dari masyarakat adat, tokoh muda setempat yang akan melanjutkan patroli di lokasi tersebut sebagai upaya pemantauan usai pelepasliaran.

Sedangkan, Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi, menyambut baik upaya pelepasliaran kembali harimau Sumatera tersebut.

BKSDA Sumbar menandatangani piagam kesepakatan bersama para pihak untuk kelestarian harimau Sumatera di Kabupaten Pasaman Barat. Kesepakatan itu bertepatan dengan perayaan Global Tiger Day 2021, Kamis 29 Juli 2021. (Courtesy: BKSDA Sumbar)
BKSDA Sumbar menandatangani piagam kesepakatan bersama para pihak untuk kelestarian harimau Sumatera di Kabupaten Pasaman Barat. Kesepakatan itu bertepatan dengan perayaan Global Tiger Day 2021, Kamis 29 Juli 2021. (Courtesy: BKSDA Sumbar)

“Mengingat harimau Sumatera merupakan satwa yang dihormati dan dijaga keberadaannya secara kearifan lokal, sehingga saya bersama masyarakat Pasaman Barat mendukung dan ikut menjaga kelestarian keberadaan habitatnya,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, mengatakan pihaknya terus berupaya mencegah dan menanggulangi konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar.

"Ketika konflik terjadi, sering satwa liar menjadi korban sehingga diperlukan kesadaran masyarakat yang berada di sekitar habitat harimau. Apabila daerahnya merupakan area rawan konflik maka segera laporkan ke BKSDA terdekat agar mendapatkan arahan terkait upaya mitigasi dan penanganan konflik satwa liar,” pungkasnya. [aa/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG