Polisi dan para pejabat tanggap bencana di Filipina mengatakan sedikitnya 133 orang tewas dan puluhan lainnya dinyatakan hilang akibat badai tropis yang memicu lumpur longsor dan banjir.
Sejumlah korban tewas dilaporkan, Jumat (23/12), di kota Tubod, Mindanao. Seorang polisi di Tubod mengatakan, “Permukaan air sungai naik dan hampir semua rumah terbawa hanyut. Desa itu tidak lagi eksis.”
Dinding batuan penyangga yang berfungsi melindungi kota Piagapo rusak akibat banjir bandang sehingga mengubur 40 rumah di kota tersebut.
Polisi mengatakan, sekitar 12 ribu orang terpaksa mengungsi ke kawasan-kawasan yang lebih tinggi.
Filipina biasa menghadapi sekitar 20 badai setiap tahunnya, dan serangan badai ini umumnya terjadi pada akhir tahun.
Pada November 2013, badai Haiyan menghantam Filipina sebagai salah satu badai yang paling banyak menelan korban jiwa dalam sejarah. Badai yang juga dikenal di Filipina sebagai badai Yolanda ini, menurut para pejabat badan penanggulangan bencana nasional, menewaskan 7.800 orang.
Badan pengawas cuaca Filipina mengatakan, selama lebih dari 65 tahun terakhir, ada sedikitnya tujuh badai yang menghantam Filipina sekitar hari Natal. [ab]