Pemimpin oposisi Birma Aung San Suu Kyi menantang pemerintah dengan menghadiri sebuah perayaan untuk menghormati para korban pergolakan tahun 1988 menentang kekuasaan militer.
Peringatan hari Senin itu menandai 23 tahun pergolakan yang gagal dan lalu membawa Aung San Suu Kyi sebagai pemimpin gerakan pro-demokrasi Birma. Dalam peringatan hari Senin, ia menghimbau sekitar 400 orang agar tidak melupakan penumpasan oleh pemerintah menyusul pergolakan yang menewaskan sekitar 3.000 orang.
Peringatan tersebut berlangsung sehari setelah penerima hadiah Nobel Perdamaian itu mengumumkan ia akan melakukan lawatan politik keluar Yangon minggu depan, meskipun ada peringatan dari pemerintah pro-militer agar menangguhkan semua kegiatan politik.
Seorang jurubicara mengatakan Suu Kyi akan melawat ke Bago, sekitar 80 kilometer dari Yangon pada hari Minggu untuk menghadiri pembukaan dua perpustakaan dan bertemu kelompok-kelompok jaringan politik.