Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan, ada kekeliruan informasi yang sangat besar mengenai kekerasan di negara bagian Rakhine di Myanmar yang telah memaksa hampir 125 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Dalam sebuah pernyataan kantornya yang diposkan di laman Facebook-nya, Rabu, peraih Nobel Perdamaian itu mengatakan, ia berbicara dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai krisis itu, Selasa (5/9).
Pernyataan tersebut menyebutkan, Suu Kyi membahas sejumlah foto yang diunggah di akun Twitter wakil perdana menteri Turki. Foto-foto yang menunjukkan sejumlah Muslim Rohingya yang tewas itu belakangan terbukti tidak ada kaitannya dengan kekerasan yang sekarang terjadi.
Ia mengatakan, informasi palsu seperti itu mendorong kepentingan teroris – istilah yang digunakannya untuk menggambarkan kelompok pemberontak Rohinya yang melancarkan serangkaian serangan terhadap pos-pos keamanan sehingga memicu krisis tersebut.
Sedikitnya 400 orang tewas sejak kelompok yang menamkan diri mereka Tentara Pembenaan Arakan Rohingya (ARSA) melancarkan serangkaian serangan terhadap pos-pos polisi di Rakhine, yang menjadi kampung halaman kebanyakan kelompok minoritas Rohingya.
Polisi kemudian membalasnya dengan serangkaian serangan terhadap desa-desa untuk memburu para pemberontak itu.Dalam sebuah tragedy terkait, pihak berwenang di Bangladesh mengataklan, sedikitnya lima orang tenggelam ketika perahu yang mengangkit sekelompkk Rohingya terbalik, Rabu pagi, di perrairan yang memisahkan kedua negara. [ab/uh]