Tautan-tautan Akses

Aturan Imigrasi Persulit Usaha Pentagon Rekrut Pakar-pakar Asing


Menhan AS Jim Mattis berbicara di Pentagon (foto: dok).
Menhan AS Jim Mattis berbicara di Pentagon (foto: dok).

Peraturan imigrasi ketat yang diberlakukan pemerintahan Presiden Donald Trump telah mempersulit usaha Departemen Pertahanan atau Pentagon untuk menghidupkan kembali program yang memungkinkan ribuan orang asing yang punya keahlian khusus dalam bidang medis dan bahasa untuk menjadi anggota angkatan bersenjata.

Program yang sudah berjalan sepuluh tahun lebih itu dihentikan tahun 2016 di tengah keprihatinan bahwa orang-orang asing yang direkrut tidak menjalani proses pemeriksaan yang cukup ketat, sehingga bisa menimbulkan ancaman keamanan bagi Amerika.

Tapi kini, para pejabat Pentagon telah memperketat proses pemeriksaan itu dan bertekad akan meluncurkan kembali program yang terhenti tadi. Meskipun begitu, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS atau Homeland Security mengatakan tidak akan bisa mencegah pendeportasian orang asing yang direkrut untuk tujuan itu, apabila visa sementara mereka habis waktunya setelah mereka menandatangani kontrak untuk menjadi anggota militer Amerika, kata para pejabat.

Program itu disebut Military Accession Vital To The National Interest Program atau disingkat MAVNI. Usaha untuk menghidupkan kembali program itu didukung oleh Menteri Pertahanan Jim Mattis, yang yakin bahwa orang-orang asing yang punya keahlian khusus, kemampuan bahasa dan pengetahuan tentang kebudayaan, penting bagi program militer Amerika.

Jim Mattis yang pernah ikut dalam berbagai operasi tempur, punya pengalaman mengatur orang-orang asing dibawah komandonya, dan ia yakin keahlian mereka telah membantu memperkuat militer Amerika.

Kata pejabat Pentagon, orang-orang asing yang direkrut itu fasih menggunakan bahasa Korea, Mandarin, Nepal, Hindi, Swahili, Tagalog, Perancis, Rusia dan bahasa Portugis yang dipakai di Brazil.

Ketika ditanya tentang perkembangan terakhir dalam masalah program ini, jurubicara Pentagon Mayor Carla Gleason mengatakan “kepandaian dan keahlian orang-orang itu telah menyebabkan militer Amerika menjadi pasukan tempur yang paling kuat di dunia.”

Dalam waktu 10 tahun terakhir, Pentagon telah merekrut lebih dari 10.000 imigran, yang nantinya bisa menjadi warga negara Amerika.

Kata Gleason, Departemen Pertahanan menghentikan program itu tahun 2016 setelah adanya keprihatinan akan “ancaman orang dalam” yang menyangkut kegiatan mata-mata, terorisme dan kejahatan-kejahatan lainnya.

Sejak dihentikan dua tahun yang lalu, ratusan imigran telah tertunda dalam proses perekrutan mereka dan harus menunggu satu tahun lebih untuk menyelesaikan pemeriksaan yang lebih ketat. Puluhan rekrut lainnya dipecat dan kontrak mereka dibatalkan karena berbagai alasan keamanan. (ii)

XS
SM
MD
LG