Perpecahan antara Turki dan Amerika semakin besar Selasa (9/2) sore ketika Ankara memanggil dutabesar Amerika, John Bass, guna memrotes pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri yang mengatakan, Washington tidak menganggap Partai Persatuan Demokrasi Kurdi di Suriah atau PYD, sebagai organisasi teroris.
Juru bicara Deplu AS John Kirby Senin (8/2) mengatakan, “Kami tidak, sebagaimana Anda ketahui, menganggap PYD (Partai Persatuan Demokratik) sebagai organisasi teroris. Kami tahu bahwa Turki menganggap demikian, sahabat karib sekalipun tidak selalu sepakat atas semua isu.”
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan kepada VOA, Ankara menjelaskan, pihaknya merasa tidak nyaman dengan pernyataan Deplu AS tersebut.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavutoglu, mengulang pernyataan Erdogan bahwa Amerika harus menentukan akan bermitra dengan siapa di Suriah, PYD atau Turki.
Cavutoglu mengatakan, negara-negara Barat harus memutuskan, “Apakah Turki jadi mitra di Suriah dalam perang melawan Daesh atau apakah itu organisasi teror?” Daesh adalah istilah yang menghina untuk ISIS.
Ketegangan kedua negara digarisbawahi ketika pemimpin koalisi anti ISIS, Bret McGurk, mengunjungi Kobani di Suriah bulan lalu, di mana dia bertemu dengan PYD dan milisinya, YPG.
Pasukan Amerika mendukung YPG dalam memerangi ISIS, tetapi Ankara menuduh kelompok Kurdi Suriah itu sebagai organisasi teroris dan terkait dengan kelompok pemberontak Kurdi, PKK, yang bertempur melawan pasukan Turki di Turki tenggara.
Mengingat Ankara menyediakan pangkalan udara untuk operasi udara Amerika terhadap ISIS, Washington harus berhati-hati dengan dukungannya untuk kelompok Kurdi Suriah.
Sementara itu Washington masih terus menyebut Turki sebagai mitra utamanya dalam perang melawan ISIS. Tetapi pengamat mengatakan, prioritas Washington adalah mengalahkan ISIS, dan kelompok Kurdi Suriah merupakan pasukan anti-ISIS paling efektif di Suriah, dan hubungan Amerika Turki tampaknya akan renggang untuk sementara waktu. [ps/jm]