PENTAGON —
Pemerintah Amerika mengatakan ingin membantu pemerintah Irak melawan militan, termasuk yang baru-baru ini menduduki Fallujah dan daerah-daerah lainnya di propinsi Anbar. Amerika mempercepat pengiriman sekitar 100 misil Hellfire, pesawat balon pengintai dan kira-kira 10 pesawat nirawak kecil.
Jurubicara Pentagon dan Komandan Angkatan Laut Amerika Bill Speaks hari Senin (13/1) mengatakan, “Semua hal itu bertujuan menambah kemampuan militer Irak dalam hal pengintaian dan intelijen dalam upaya melawan al-Qaida.”
Tetapi misil-misil Hellfire itu, yang bisa digunakan hanya untuk target yang sudah pasti dan berada di tempat-tempat sempit, dan pesawat nirawak berukuran seperti mainan jauh lebih lemah dibandingkan tank dan helikopter Apache yang sudah lama diminta Irak dari Amerika.
Amerika mengeluh tentang apa yang mereka sebut taktik keras Maliki terhadap para lawan politiknya. Analis Tim Brown dari lembaga kajian 'Global Security' mengatakan Amerika tidak mempercayai pemerintahan Maliki dengan senjata yang lebih kuat.
“Amerika khawatir pemerintah Irak, tanpa panduan dan pelatihan yang memadai, mungkin menyalahgunakan senjata-senjata itu baik sengaja atau tidak untuk menarget kelompok-kelompok etnis lain. Jadi kekhawatirannya adalah bisakah Amerika mengawasi dengan cermat dan mengendalikan penggunaan teknologi itu?,” ujar Brown.
Duta Besar Irak untuk Amerika Lukman al-Faily mengatakan ia berusaha meyakinkan para pemimpin Amerika agar memberikan lebih banyak peralatan militer.
“Pertanyaan utama yang akan saya ajukan ke Kongres dan pihak lainnya adalah, “apakah Irak sekutu Amerika?” Jika ya, kami harus mendapat hak istimewa sebagai sekutu. Jika tidak, apa yang harus kami lakukan agar bisa menjadi sekutu?,” papar Lukman.
Para pejabat Amerika mengatakan perlengkapan perang saja tidak akan menyelesaikan berbagai masalah Irak, dan mereka menggunakan pendekatan yang menggabungkan bantuan militer dengan panduan dan pelatihan para pejabat Irak di tingkat menteri.
Jurubicara Pentagon dan Komandan Angkatan Laut Amerika Bill Speaks hari Senin (13/1) mengatakan, “Semua hal itu bertujuan menambah kemampuan militer Irak dalam hal pengintaian dan intelijen dalam upaya melawan al-Qaida.”
Tetapi misil-misil Hellfire itu, yang bisa digunakan hanya untuk target yang sudah pasti dan berada di tempat-tempat sempit, dan pesawat nirawak berukuran seperti mainan jauh lebih lemah dibandingkan tank dan helikopter Apache yang sudah lama diminta Irak dari Amerika.
Amerika mengeluh tentang apa yang mereka sebut taktik keras Maliki terhadap para lawan politiknya. Analis Tim Brown dari lembaga kajian 'Global Security' mengatakan Amerika tidak mempercayai pemerintahan Maliki dengan senjata yang lebih kuat.
“Amerika khawatir pemerintah Irak, tanpa panduan dan pelatihan yang memadai, mungkin menyalahgunakan senjata-senjata itu baik sengaja atau tidak untuk menarget kelompok-kelompok etnis lain. Jadi kekhawatirannya adalah bisakah Amerika mengawasi dengan cermat dan mengendalikan penggunaan teknologi itu?,” ujar Brown.
Duta Besar Irak untuk Amerika Lukman al-Faily mengatakan ia berusaha meyakinkan para pemimpin Amerika agar memberikan lebih banyak peralatan militer.
“Pertanyaan utama yang akan saya ajukan ke Kongres dan pihak lainnya adalah, “apakah Irak sekutu Amerika?” Jika ya, kami harus mendapat hak istimewa sebagai sekutu. Jika tidak, apa yang harus kami lakukan agar bisa menjadi sekutu?,” papar Lukman.
Para pejabat Amerika mengatakan perlengkapan perang saja tidak akan menyelesaikan berbagai masalah Irak, dan mereka menggunakan pendekatan yang menggabungkan bantuan militer dengan panduan dan pelatihan para pejabat Irak di tingkat menteri.