Amerika menyambut baik keputusan Birma untuk menunda pembangunan waduk hidroelektik atau pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang telah mendapat kecaman luas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Victoria Nuland, hari Jumat menyebut keputusan itu berarti karena menunjukkan bahwa pemerintah Birma mendengarkan dan menanggapi keprihatinan rakyatnya.
Nuland mengatakan Amerika berharap perkembangan positif semacam ini dalam menghormati kepentingan rakyat Birma, termasuk kelompok-kelompok etnis minoritas dan gerakan pro-demokrasi yang beroposisi, akan berlanjut.
Dalam sebuah catatan yang dibacakan di parlemen hari Jumat, Presiden Thein Sein mengatakan pembangunan waduk untuk PLTA yang disokong Tiongkok ini akan ditunda selama masa pemerintahannya.
Pengumuman ini merupakan tindakan yang jarang ditunjukkan pemerintah terhadap para pemerhati lingkungan dan oposisi.
Pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi mengatakan waduk Myitsone di negara bagian Kachin akan memaksa pemindahan ribuan penduduk desa dan mengancam ekologi Sungai Irrawaddy.
Waduk itu merupakan proyek PLTA terbesar Birma.