Tautan-tautan Akses

AS Belum Putuskan tentang Penarikan Sisa Pasukan dari Afghanistan


Seorang Marinir AS memperhatikan saat tentara Angkatan Bersenjata Afghanitan menaikkan bendera Afghanistan saat latihan militer di Kamp Militer Shorab, di Provinsi Helmand, 28 Agustus 2017. (Foto: Wakil Kohsar/AFP)
Seorang Marinir AS memperhatikan saat tentara Angkatan Bersenjata Afghanitan menaikkan bendera Afghanistan saat latihan militer di Kamp Militer Shorab, di Provinsi Helmand, 28 Agustus 2017. (Foto: Wakil Kohsar/AFP)

Amerika Serikat mengatakan belum ada keputusan tentang komitmen militernya untuk Afghanistan setelah 1 Mei, yang menjadi tenggat untuk penarikan 2.500 tentara AS yang tersisa dari negara itu. Hal itu sesuai dengan pakta perdamaian berusia setahun dengan pemberontak Taliban.

Komentar itu muncul sebagai tanggapan atas laporan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengirim surat kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Dalam surat itu, dikatakan Blinkin memperingatkan bahwa pemerintahan Ghani mungkin harus menghadapi sendiri serangan Taliban, jika pemimpin Afghanistan itu gagal untuk segera mempertimbangkan proposal yang mempercepat upaya perdamaian yang diprakarsai AS.

Dilaporkan, proposal itu termasuk konferensi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendorong proses perdamaian Afghanistan.

Pentagon, Senin (8/3), mengonfirmasi peninjauannya terhadap kesepakatan AS-Taliban yang masih tertunda dan jika belum diselesaikan, keputusan tentang masa depan pasukan AS di Afghanistan masih harus menunggu.

Pejabat senior Afghanistan dan politisi oposisi memastikan bahwa Ghani dan ketua dewan perdamaian Abdullah Abdullah telah menerima surat tersebut. Mereka mengatakan, utusan perdamaian AS untuk Afganistan, Zalmay Khalilzad membahas dan menjelaskan rencana perdamaian yang diusulkan yang diuraikan dalam surat itu.

Khalilzad dilaporkan juga menyampaikan proposal untuk melantik pemerintahan sementara di Kabul guna mengawasi proses perdamaian.
Berbicara dalam acara yang sama, Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh mengesampingkan surat Blinken. Ia mengatakan, pemerintahnya tidak khawatir tentang isi dokumen. Ia juga tidak akan pernah setuju dengan rencana perdamaian semacam itu. [ps/lt]

XS
SM
MD
LG