Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin (12/2) bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat mengenai kemungkinan aneksasi permukiman Yahudi di Tepi Barat, namun dalam perselisihan yang jarang antara sekutu kuat ini, Gedung Putih membantah klaim tersebut.
"Mengenai soal penegakan kedaulatan, saya dapat katakan bahwa saya sudah beberapa kali berbicara dengan Amerika mengenai hal itu," ujar Netanyahu dalam sebuah pertemuan tertutup anggota parlemen dari partainya, partai Likud yang berhaluan kanan.
Permukiman kontroversial tersebut berada di wilayah yang diklaim warga Palestina sebagai bagian dari negara Palestina di masa depan, namun telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Baca juga: Israel Lanjutkan Pembangunan Permukiman di Tepi Barat
Kontrol wilayah tersebut adalah satu dari beberapa perselisihan yang selama beberapa dekade telah menghambat upaya Amerika Serikat, Israel, Palestina dan pihak lainnya untuk mencapai kesepakatan damai Israel-Palestina.
Baca juga: Trump Pertanyakan Minat Israel untuk Berdamai
Juru bicara Gedung Putih Josh Raffel menolak klaim Netanyahu, dengan mengatakan, "Laporan bahwa Amerika Serikat berdiskusi dengan Israel mengenai rencana aneksasi Tepi Barat tidak benar. Amerika Serikat dan Israel tidak pernah membahas proposal semacam itu, dan (fokus Presiden Donald Trump) tetap pada inisiatif perdamaian Israel-Palestina." [as]