Dalam wawancara yang diterbitkan hari Minggu (11/2), Presiden AS Donald Trump mempertanyakan minat Israel untuk berdamai dengan Palestina, menyorot permukiman Yahudi di Tepi Barat sebagai faktor yang menyulitkan.
Dalam wawancara dengan harian Hayom Israel itu, Trump juga meragukan keinginan rakyat Palestina mencapai kesepakatan. Tetapi komentarnya tentang Israel menandai kritik yang langka dari seorang presiden yang secara terbuka berdebat dengan orang-orang Palestina sementara menjalin hubungan hangat dengan Israel menjelang penyampaian apa yang diperkirakan garis besar perdamaian Amerika.
“Saat ini, menurut saya, Palestina tidak ingin berdamai. Mereka tidak ingin berdamai. Dan saya tidak yakin Israel ingin berdamai. Jadi, kita lihat apa yang terjadi,'' ujar Trump seperti dikutip harian itu. Ia tidak mengungkap rincian rencana perdamaian yang diantisipasi tersebut.
Hubungan Amerika dan Palestina memburuk sejak Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel Desember lalu. Sejak itu, ia memotong dana Amerika untuk agen PBB yang membantu pengungsi Palestina dan mengancam akan menahan uang bantuan bagi rakyat Palestina kecuali jika mereka memulai lagi perundingan dengan Israel.
Palestina, yang mengklaim Yerusalem timur yang dicaplok Israel sebagai ibu kota negara mereka, menilai pengumuman Trump tidak adil dan memihak Israel. Menurut mereka, Amerika bukan mediator yang jujur dan menolak usul perdamaian sebelumnya yang disampaikan pemerintah Trump. [ka/jm]