Bank of America, JP Morgan Chase, Goldman Sachs, dan Deutsche Bank ada di deretan lebih dari sepuluh bank yang diberitakan akan digugat oleh Badan Urusan Pendanaan Perumahan Amerika.
Badan itu diperkirakan akan mengajukan tuntutan bahwa bank-bank itu lalai memberitahu bukti bahwa penghasilan peminjam dipalsukan, dan kemudian menyusun kumpulan pinjaman rumah menjadi surat berharga.
Mark Lamkin, pimpinan Lamkin Wealth Management, mengatakan bank-bank itu bukan hanya satu-satunya yang dituding sebagai penyebab terpuruknya pasar perumahan tahun 2008.
“Mereka juga harus menggugat badan-badan pemeringkat. Bank-bank itu tidak bisa memeringkat kinerja mereka sendiri. Mereka harus minta S&P dan Fitch untuk melakukan pemeringkatan. Apabila mereka tidak diberi peringkat Tiga A, mereka tidak akan pernah bisa menjual apa yang mereka jual itu,” ujar Lamkin.
Lamkin mengatakan peraturan pemerintah yang lemah dan ketidakpedulian konsumen juga menyumbang terhadap krisis itu.
Para pejabat di Badan Urusan Pendanaan Perumahan tidak bersedia berkomentar mengenai laporan-laporan mengenai gugatan itu.
Berita mengenai aksi hukum dimuat setelah harga saham perbankan anjlok sebesar 35 persen dalam bulan Agusus.
Mark Lamkin mengatakan gugatan itu mengakibatkan tekanan tambahan terhadap profitabilitas perbankan, tetapi tidak akan mengkhawatirkan para investor dalam jangka pendeknya. Namun, hal itu bisa berubah.
“Jika jumlahnya meningkatluar biasa besar dan bank-bank harus menaikan modal atau bank-bank terpaksa meminta talangan atau Lembaga Asuransi Deposito Pemerintah (FDIC) sampai turun tangan, barulah kondisi itu meresahkan pasar, konsumen, dan sebagainya,” ujarnya lebih lanjut.
Hancurnya pasar perumahan Amerika memicu krisis keuangan global. James Sweeney, redaktur New York Financial Press, mengatakan dalam perekonomian global, bank-bank Amerika pada gilirannya juga kena dampak dari kejadian-kejadian di luar negeri. Ia menunjuk Eropa, yang sistem perbankannya dirugikan oleh pengangguran dan masalah hutang di beberapa negara.