Reaksi Kongres atas dukungan Mahkamah Agung Amerika pada keputusan Presiden Donald Trump melarang masuk orang dari beberapa negara mayoritas Muslim, mempertegas perbedaan antara kedua partai, dengan seorang senator Demokrat mendukung undang-undang untuk menolak pendanaan rencana tersebut.
Dalam pernyataan hari Selasa (26/6), ketua Komisi Kehakiman Senat, Senator Chuck Grassley dari Republik, mengatakan "sangat jelas" bahwa Mahkamah Agung mendasarkan keputusannya pada bukti bahwa presiden menaati hukum. "Dan mayoritas mendapati ada alasan untuk percaya bahwa keamanan nasional memprihatinkan."
Senator Republik Thom Tillis mengatakan tidak terkejut bahwa Mahkamah Agung mendukung larangan itu. Ia berharap larangan itu bisa dicabut kapan saja pada masa depan, tetapi menambahkan "kami selalu khawatir pada beberapa orang yang sangat ingin merugikan orang Amerika."
Namun, Senator Jeff Flake dari Republik yang dikenal kritis terhadap Trump, menanggapi keputusan itu dengan mengatakan, "Menurut saya, itu tidak bijaksana. Menurut saya, larangan itu tidak membuat keamanan nasional menjadi lebih baik. Tetapi saya berpendapat, itu konstitusional." Flake berniat untuk tidak mencalonkan diri pada pemilihan November nanti.
Senator Demokrat Ben Cardin menyebut keputusan Mahkamah Agung itu "sangat mengecewakan." Menurutnya, itu "bertentangan dengan Amerika dan nilai-nilai yang kita junjung."
Baca juga: MA Amerika Kukuhkan Larangan Masuk AS bagi 5 Negara Mayoritas Muslim
Senator Chris Murphy, juga dari fraksi Demokrat, mengimbau disetujuinya RUU yang diajukannya untuk memblokir pendanaan untuk penegakan larangan itu. Menurutnya, "Keputusan Mahkamah Agung pada dasarnya memberi izin pada Gedung Putih untuk mendiskriminasi berdasar kebangsaan atau agama, yang secara langsung berlawanan dengan apa yang diajarkan kepada saya untuk mencintai negara ini," ujarnya.
Tetapi "Saya percaya bahwa hakim-hakim itu salah dalam kasus ini," ujar anggota DPR dari fraksi Demokrat Steny Hoyer. "Imigran Muslim selama ini turut membuat Amerika menjadi bangsa yang lebih kuat, lebih aman, dan lebih sejahtera dari generasi ke generasi."
Ketua fraksi Demokrat yang minoritas di DPR, Nancy Pelosi, menilai putusan mahkamah itu "berbahaya" dan merongrong nilai-nilai Amerika dan Konstitusi.
Dan anggota DPR fraksi Demokrat Barbara Lee mengatakan, "Ini hari yang suram bagi Amerika." Tetapi, ia menambahkan, "Keputusan ini tidak mengubah karakter negara kita, dan saya tahu bahwa perdebatan ini belum tuntas." [ka/jm]