Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah akan berbuat maksimal untuk sektor pendidikan, namun menurut Granasti Aprilia pengajar di daerah Lampung, upaya pemerintah untuk pendidikan masih kurang maksimal sehingga pendidikan di tanah air masih banyak kekurangan.
Menteri Keuangan, Agus Martowardojo menjelaskan berbagai langkah terkait anggaran negara tahun depan untuk beberapa sektor termasuk pendidikan dalam jumpa pers, Senin (22/8).
“Jumlah SD,SMP ini semua akan kita berikan perhatian dan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun juga kita akan terus berlakukan, bea siswa untuk mahasiswa miskin juga kita akan alokasikan”, demikian ditegaskan Menteri Agus, tentang keseriusan pemerintah dalam membenahi pendidikan di tanah air, diantaranya melalui peningkatan anggaran dari tahun ke tahun untuk sektor pendidikan.
Menurut Granasti Aprilia pengajar yang ikut dalam program Indonesia Mengajar, yang sangat dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang benar- benar jujur ingin memajukan pendidikan. “Yang harus diperbaiki adalah person-nya, sumber daya-sumber daya yang mengelola itu, jadi mereka harus benar-benar apakah dana itu dipakai apa nggak, benar-benar diselewengkan apa nggak, kayak gitu," demikian papar Granasti.
Granasti juga menilai alokasi anggaran sebesar apa pun tidak akan ada artinya jika tidak tepat sasaran, terutama bagi pendidikan di daerah-daerah. "Mungkin bisa seperti pelatihan guru-guru, pelatihan tentang kejujuran, pelatihan tentang cara memanage uang, itu perlu juga sih. Misalnya untuk bangku aja, bangku yang seharusnya sebangku dua orang, di tempat aku bisa sebangku tiga orang, bahkan empat orang. Kayak media alat-alat belajar, mungkin alat bantu untuk peraga. Itu juga nggak ada sih kebetulan di tempat aku,” ujar Granasti yang kini ditempatkan di daerah Lampung itu. Ia juga mengingatkan kesenjangan antara kota besar dan daerah menyebabkan pendidikan di tanah air tidak mampu berjalan dengan baik.
Lebih lanjut, Granasti Aprilia mengingatkan, keinginan belajar anak-anak Indonesia harus terus diimbangi oleh pemerintah, guru dan orang tua agar anak-anak tidak furstasi. “Anak-anak luar biasa, mereka semangat akan hal-hal baru, mereka menemukan buku aja semangatnya luar biasa, buku apa pun lama, baru sebenarnya mereka suka baca, pokoknya gimana caranya kita untuk mendorong mereka aja”, ungkap Granasti. Ia yakin, Jika semua pihak sudah sejalan, nantinya pendidikan di tanah air akan jauh lebih baik dibanding saat ini.
Alokasi anggaran negara untuk pendidikan tahun ini sebesar Rp 225,2 trilyun dan naik menjadi Rp 266,9 trilyun tahun depan. Alokasi anggaran tahun depan tersebut setara dengan 20,2 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2012.
Alokasi anggaran pendidikan tahun depan tetap diprioritaskan untukBantuan Operasional Sekolah atau BOS bagi 31,3 juta siswa setingkat Sekolah Dasar atau SD dan 13,4 juta siswa setingkat Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Sedangkan untuk program beasiswa pemerintah menyediakannya untuk lebih dari 8 juta siswa kurang mampu pada semua jenjang pendidikan.
Selain itu pemerintah juga akan meningkatkan mutu kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan Madrasah melalui sertifikasi guru sebanyak 90 ribu orang.