Laporan baru Amnesty International, Kamis (12/11), mengatakan sejumlah warga sipil tewas di wilayah Tigray di Ethiopia pada awal pekan ini.
"Kami mengukuhkan pembantaian sejumlah besar warga sipil yang tampaknya adalah buruh harian, sama sekali tidak terlibat serangan militer yang sedang berlangsung," ujar Deprose Muchena, direktur Amnesty International untuk Afrika timur dan selatan, dalam siaran pers.
Laporan itu menyebutkan mayat-mayat itu ditemukan pada 9 November di Mai-Kadra di bagian barat daya wilayah itu. Amnesty International belum mengukuhkan siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Ketegangan meningkat di wilayah tersebut sejak 9 September ketika Tigray, negara bagian paling utara dari sembilan negara bagian di Ethiopia, mengadakan pemilihan regional setelah Perdana Menteri Abiy Ahmed menunda pemilu, dengan alasan pandemi Covid-19.
Laporan awal menyebutkan ratusan orang tewas dalam perselisihan. Koneksi internet ditutup sejak awal kerusuhan, satu faktor yang menurut para analis menyebabkan kurangnya informasi untuk mencari tahu bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan.
Menurut data PBB, lebih dari 7.000 orang Ethiopia telah pergi dari wilayah Tigray ke negara tetangga Sudan. [ka/pp]