Sebuah kelompok HAM internasional, Selasa (7/8), mendesak koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS di Suriah menyelidiki lebih lanjut kematian warga sipil dalam usaha membebaskan kota Raqqa di Suriah pada 2017.
Menurut sebuah pernyataan Amnesty International, pengakuan koalisi itu bulan lalu, yang menyatakan serangan mereka telah menewaskan 78 lebih banyak warga sipil dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya, hanyalah petunjuk mengenai adanya situasi yang lebih kompleks.
Amnesty mengatakan, investigasi perlu dilakukan untuk memahami mengapa warga sipil terbunuh dan siapa yang bertanggungjawab. Badan itu juga mengatakan, warga Raqqa berhak mendapat keadilan dan kompensasi.
Amnesty juga meyakini ratusan warga sipiul tewas dan koalisi menutup-nutupi jumlah korban sesungguhnya. Hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari koalisi.
Pernyataan itu mengutip seoran penasehat Amnesty yang mengatakan, koalisi itu perlu merilis informasi yang berarti dan dapat diverifikasi mengenai bagaimana target-target di Raqqa dipilih dan bagaimana serangan-serangan dilakukan.
Koalisi pada awalnya mengatakan, bahwa korban tewas dalam serangan di Raqqa, ibukota defakto ISIS, adalah 32 orang. Namun laporan Amnesty pada bulan Juni, yang didasarkan pada pengakuan banyak warga Raqqa, memaksa koalisi mengubahnya menjadi 110 orang, termasuk 49 perempuan dan anak. Amnesty juga mengecam laporan bulanan koalisi itu yang umumnya hanya mengungkapkan gambaran umum serangan-serangan mereka. [ab/uh]