Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton dengan kuat mengutuk serangan terhadap kendaraan diplomatik Israel itu, dengan mengatakan “terorisme adalah penghinaan terhadap seluruh masyarakat internasional.”
Jurubicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan insiden itu memperkuat keprihatinan Amerika atas serangan baru-baru ini terhadap kepentingan Israel di luar negeri. Ia mengatakan Washington tidak mengetahui siapa yang bertanggung jawab tetapi siap membantu penyelidikannya.
Israel menuduh Iran dan kelompok militan Hezbollah melakukan serangan bom yang hampir serentak terhadap kendaraan diplomatik Israel di India dan Georgia, melukai empat orang. Teheran dengan cepat membantah tuduhan itu.
Dalam satu dari insiden hari Senin itu, sebuah bom meledak di mobil kedutaan Israel di tengah kota New Delhi, melukai seorang diplomat berusia 42 tahun dan sopirnya warga India ketika ia mengantar diplomat itu menjemput anaknya di sekolah. Dua orang yang kebetulan lewat juga luka-luka.
Para saksi mengatakan si penyerang dengan naik sepeda motor mendekati mobil itu dan menempelkan alat bermagnit yang mencurigakan pada mobil itu, dan tidak lama kemudian meledak. Diplomat Israel tersebut, Talya Yehoshua-Koren, menjalani pembedahan di rumah sakit karena luka parah terkena kepingan bom, tetapi dokter mengatakan keadaannya tidak mengancam nyawa.
Dalam insiden lainnya, seorang karyawan kedutaan Israel di ibukota Georgia, Tbilisi, melihat benda yang mencurigakan pada mobilnya dan mengadukannya kepada polisi, yang datang dan menjinakkan bom itu dengan selamat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Iran dan sekutunya Hezbollah mendalangi pemboman itu dan beberapa serangan yang gagal baru-baru ini terhadap sarana Israel di Thailand, Azerbaijan dan negara-negara lain. Ia menyebut Iran sponsor terorisme global yang terbesar, dan ia menjanjikan tanggapan kuat Israel.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Rahmin Mehmanparast membantah tuduhan Israel itu sebagai “perang psikologis” terhadap Iran.