Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menerapkan tarif sebesar 25 persen terhadap impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif 10 persen atas barang-barang dari China yang berlaku mulai Sabtu (1/2), Gedung Putih mengumumkan hal itu hari Jumat (31/1).
Namun tidak disebutkan apakah akan ada pengecualian terhadap kenaikan tarif tersebut yang dapat mengakibatkan lonjakan harga barang-barang bagi konsumen Amerika.
Trump, presiden yang diusung Partai Republik, mengancam akan mengenakan tarif untuk memastikan kerja sama yang lebih besar dari negara-negara tersebut dalam menghentikan imigrasi ilegal dan penyelundupan bahan kimia yang digunakan untuk fentanil. Namun ia juga berjanji akan menggunakan tarif untuk meningkatkan produksi dalam negeri.
Fentanil adalah opioid untuk meredakan rasa nyeri akut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir kasus penyalahgunaan obat tersebut meningkat di Amerika hingga memicu kasus kematian akibat overdosis.
“Mulai besok, tarif tersebut akan diberlakukan,” kata sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada wartawan. "Ini adalah janji-janji yang dibuat dan janji-janji yang ditepati oleh Presiden."
Trump mengatakan ia sedang mempertimbangkan untuk memberi pengecualian bagi impor minyak Kanada dan Meksiko. Namun Leavitt mengatakan ia tidak memiliki informasi mengenai keputusan presiden terkait kemungkinan pengecualian tarif bagi impor minyak tersebut.
Amerika Serikat mengimpor hampir 4,6 juta barel minyak setiap hari dari Kanada pada Oktober dan 563.000 barel dari Meksiko, menurut Badan Informasi Energi (Energy Information Administration/EIA). Produksi minyak mentah harian Amerika pada bulan itu mencapai rata-rata hampir 13,5 juta barel per hari.
Trump sebelumnya telah menyatakan bahwa tarif 10 persen terhadap pada impor China akan dikenakan di luar pajak impor lainnya, yang diterapkan pada produk-produk dari negara tersebut. [ft/pp]