Tautan-tautan Akses

AFP: Arab Saudi Hukum Mati Sedikitnya 338 Orang pada 2024


Para aktivisi melakukan aksi teatrikal adegan "eksekusi palsu" sebagai protes terhadap pemenggalan delapan pekerja Bangladesh oleh Arab Saudi, di Dhaka (foto: ilustrasi).
Para aktivisi melakukan aksi teatrikal adegan "eksekusi palsu" sebagai protes terhadap pemenggalan delapan pekerja Bangladesh oleh Arab Saudi, di Dhaka (foto: ilustrasi).

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi pada hari Rabu (1/1) mengatakan pemerintahnya telah mengeksekusi mati enam warga Iran atas tuduhan perdagangan narkoba. Menurut penghitungan resmi kantor berita Prancis AFP berdasarkan laporan resmi, dengan demikian jumlah orang yang dieksekusi mati pada tahun 2024 mencapai 338 orang.

Dalam pernyataan yang dimuat kanto berita resmi SPA, kementerian itu mengatakan enam orang tersebut dieksekusi di Dammam, wilayah pesisir Teluk, karena “secara diam-diam memasukkan hasis” ke dalam kerajaan.

Hasis adalah jenis narkoba yang diolah dari getah tanaman ganja, yang dijadikan bubuk atau lempengan padat seperti dodol. Efek penggunaannya sama dengan ganja karena keduanya mengandung THC (tetrahidrokannabinol).

Pernyataan itu tidak menjelaskan waktu pasti penangkapan, sidang pengadilan dan pelaksanaan eksekusi.

Berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri Iran, pihak berwenang telah memanggil duta besar Arab Saudi untuk menyampaikan “protes keras” atas pelanggaran “yang tidak bisa diterima” terhadap “aturan dan norma hukum internasional.”

Menurut penghitungan kantor berita AFP, Arab Saudi melakukan sedikitnya 338 eksekusi pada 2024, naik tajam dari 170 eksekusi pada 2023 dan menjadi yang tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.

Lembaga hak asasi manusia “Amnesty International,” yang telah memantau eksekusi di Arab Saudi sejak tahun 1990-an, menyatakan rekor tertinggi sebelumnya adalah pada tahun 2022 dengan 196 eksekusi, dan tahun 1995 dengan 192 eksekusi.

Menurut data AFP, dari total hukuman mati pada tahun lalu, sedikitnya 117 orang yang dieksekusi merupakan terpidana kasus perdagangan narkoba.

Serangkaian eksekusi terhadap terpidana narkoba meningkat sejak negara kerajaan itu mengakhiri moratorium hukuman mati bagi pelanggaran terkait narkoba dua tahun lalu.

Otorita setempat pada tahun 2023 menggelar kampanye anti narkoba yang mendapat sorotan luas, termasuk serangkaian penggerebekan dan penangkapan.

Arab Saudi telah menjadi pasar utama bagi kaptagon, sejenis psiko-stimulan adiktif yang diproduksi dalam jumlah besar di Suriah selama perang saudara yang berpuncak pada lengsernya penguasa lama Bashar al-Assad pada 8 Desember lalu.

Lebih dari 30 kelompok hak asasi manusia Arab dan internasional pada bulan September lalu mengecam “peningkatan tajam” eksekusi mati terhadap terpidana kasus narkoba.

Peningkatan Tajam

Satu rekor lain dari eksekusi mati di Arab Saudi itu adalah 129 dari 338 orang yang dieksekusi sepanjang 2024 adalah warga asing. Jumlah ini mencakup 25 warga Yaman, 24 warga Pakistan, 17 warga Mesir, 16 warga Suriah, 14 warga Nigeria, 13 warga Yordania, dan tujuh warga Ethiopia.

Pada Maret 2022, Arab Saudi mengeksekusi 81 orang dalam satu hari atas “kejahatan terorisme”, yang memicu kemarahan internasional.

Menurut “Amnesty International,” hanya China dan Iran yang mengeksekusi lebih banyak orang dibandingkan Arab Saudi pada tahun 2023, sementara lembaga tersebut belum merilis data tahun 2024.

Pihak berwenang Saudi menyebut hukuman mati diperlukan untuk menjaga ketertiban umum dan hanya dilakukan setelah seluruh upaya banding tuntas.

Kerajaan itu memutus hubungan dengan Iran pada 2016 setelah misi diplomatiknya di Teheran dan di kota Mashhad diserang oleh para demonstran yang marah atas eksekusi ulama Syiah, Nimr al-Nimr.

Hubungan diplomatik kembali pulih pada Maret 2023, setelah kesepakatan rekonsiliasi yang dimediasi oleh China. [th/em]

Forum

XS
SM
MD
LG