Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan saingannya, mantan Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah, Selasa (24/3), belum memberi tanggapan atas ancaman AS untuk memangkas bantuan sebesar $1 miliar menyusul kegagalan kedua pemimpin itu berkompromi untuk membentuk pemerintahan yang inklusif.
Pompeo, Senin (23/3), dalam sebuah kunjungan mendadak yang tidak diumumkan ke Kabul, melangsungkan pertemuan yang tidak membuahkan hasil yang diharapkan dengan Ghani dan Abdullah. Ia kemudian terbang ke Teluk untuk bertemu dengan seorang pemimpin Taliban, kelompok pemberontak yang menandatangani kesepakatan perdamaian dengan AS bulan lalu sebagai tahap pertama menuju penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan, menjelang pertengahan 2021.
Pompeo mengatakan, pemerintahan Presiden AS Donald Trump akan memangkas bantuan sebesar $1 miliar untuk Afghanistan, dan mengurangi semua bentuk kerjasama jika Ghani dan Abdullah tidak mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintah baru.
Berbicara kepada wartawan dalam perjalanan pulang ke AS, Pompeo mengatakan, ia berharap kedua pemimpin yang bersaingan itu pada akhirnya bersepakat sehingga AS membatalkan rencananya untuk memangkas bantuan itu.
Sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian, faksi-faksi yang bersaingan di Afghanistan melangsungkan pembicaraan internal Afghanistan untuk membentuk masa depan negara itu. Namun, Washington sudah sejak awal menyatakan, penarikan pasukan AS dari Afghanistan lebih terkait pada kesediaan Taliban untuk memberantas kelompok-kelompok teror dan membantu memerangi ISIS, bukan keberhasilan pembicaraan antar sesama pemimpin Afghanistan.
Diplomat tertinggi Amerika itu mengatakan Washington bergerak maju dengan penarikan pasukannya dari Afghanistan sebagaimana disepakati dalam perjanjian dengan Taliban pada tanggal 29 Februari. [ab/uh]