Mantan Presiden Amerika Bill Clinton, yang juga utusan khusus PBB untuk Haiti mengunjungi negara yang dilanda gempa itu, dimana upaya bantuan mulai menunjukkan hasil saat puluhan ribu korban yang selamat menunggu makanan, air dan berbagai barang kebutuhan pokok lainnya.
Clinton ditemani oleh putrinya Chelsea. Ia tiba di ibukota Port Au Prince yang hancur untuk meninjau usaha-usaha bantuan dan bertemu dengan presiden Haiti Rene Preval.
Yayasan milik Clinton mengatakan selama kunjungannya, mantan presiden itu akan menyalurkan bantuan darurat termasuk air, makanan, obat-obatan, lampu senter tenaga matahari, radio dan generator.
Para
pemimpin dunia telah menjanjikan bantuan berjumlah besar untuk pembangunan
kembali ibukota Haiti setelah gempa berkekuatan 7 skala Richter menghancurkan
kota tersebut dan wilayah sekitarnya Selasa malam yang mengakibatkan ribuan
orang meninggal, luka-luka dan kehilangan tempat tinggal.
Yang selamat hidup di tenda-tenda seadanya di jalan-jalan yang dipenuhi puing-puing dan mayat-mayat yang membusuk. Kekhawatiran mengenai keamanan makin mendalam ketika ratusan penjarah mendobrak toko-toko dan menjarah apa yang mereka dapat serta berkelahi diantara sesama mereka.
Namun
komandan angkatan darat Amerika di Haiti, Letjen Ken Keen mengatakan kekerasan
di kota Port Au Prince sudah berkurang dibanding sebelum gempa. Amerika
mengambil alih operasi bandara Port Au Prince dan menerjunkan ribuan tentara
untuk memberi perlindungan keamanan bagi para petugas bantuan.
Sekjen PBB Ban Ki Moon yang mengunjungi Haiti hari Minggu, telah meminta Dewan Keamanan mengirim 3500 pasukan dan polisi tambahan ke Haiti.
Walaupun para pekerja bantuan berusaha memenuhi kebutuhan korban gempa, sejumlah warga Haiti justru meninggalkan ibukota ke wilayah perdesaan. Ada perkiraan, gempa tersebut telah menyengsarakan 3 juta orang atau sekitar sepertiga penduduk Haiti.