Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov berkunjung ke Teheran, Selasa (25/2), untuk pembicaraan bersama sejumlah pejabat senior, media pemerintah Iran melaporkan itu.
Lavrov bertemu dengan mitranya dari Iran, Abbas Araghchi, kata televisi milik pemerintah.
Menteri Luar Negeri Rusia itu mengatakan bahwa pembicaraan mereka akan menyangkut “hubungan Rusia-Iran” dan begitu juga “sejumlah isu internasional saat ini”.
Isu-isu itu termasuk di antaranya perkembangan terakhir di Suriah dan Yaman, begitu juga kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara kekuatan utama, kata kementerian itu.
Kesepakatan terkait nuklir runtuh setelah Amerika Serikat mengabaikannya selama periode pertama pemerintahan Presiden Donald Trump pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi menyeluruh.
Setelah kembali ke Gedung Putih tahun ini, Trump mengulang kembali kebijakannya terkait “tekanan maksimun” terhadap Iran.
Bersamaan dengan Rusia yang menghadapi berbagai sanksi karena perangnya di Ukraina, Moskow dan Teheran telah meningkatkan kerja sama mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Ukraina dan sekutu Baratnya telah menuduh Iran memasok senjata bagi Rusia untuk digunakan dalam perang tersebut, tuduhan-tuduhan yang ditolak oleh Iran berulangkali.
Dalam sebuah kunjungan ke Moskow pada Januari, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menandatangani sebuah kemitraan strategis dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin yang menjadi dasar bagi kerja sama ekonomi dan militer keduanya.
Kedua negara itu mengalami kemunduran besar di Suriah pada Desember ketika pemberontak yang dipimpin kelompok Islamis menggulingkan sekutu lama mereka, Bashar al-Assad setelah peperangan selama lebih dari satu dekade, dimana baik Rusia maupun Iran telah terlibat secara mendalam. [ns/ab]
Forum