Tautan-tautan Akses

Info Pasar Keuangan & Bursa Global 31 Oktober 2019


Info Pasar Keuangan & Bursa Global 31 Oktober 2019
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:06:04 0:00

Info pasar keuangan dan bursa global untuk hari Kamis, 31 Oktober 2019.

ECON BRIEF DATE : 10/30/2019

Berikut ini, VOA Washington dengan info keuangan dan bursa Global Kamis 31 Oktober 2019:

Fed pada Rabu memotong suku bunga .25 %, ini yang ketiga kalinya tahun ini guna memastikan ekonomi Amerika bisa lolos dari ancaman perang dagang dan tidak terperangkap ke dalam resesi.
Akibatnya harga saham di Wall Street menyaksikan penguatan hari ini:
Indeks Dow Jones menguat 103 poin mencapai 27174.
Indeks S&P 500 menguat 8 poin mencapai 3045.
Dan Indeks NASDAQ menguat 23 poin mencapai 8300.

Di Eropa harga saham tidak menentu.
Indeks Financial Times London naik 24 poin mencapai 7330.
Indeks DAX Jerman melemah 29 poin dan menjadi 12910.
Sementara Indeks CAC 40 Paris naik 25 poin mencapai 5765.

Di Asia harga saham melemah.
Indeks Nikkei Tokyo melemah 13 poin menjadi 22843.
Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 119 poin dan menjadi 26667.

Sementara itu, untuk sektor komoditas, Brent Crude diperdagangkan pada $ 60.55 per barel. Emas diperdagangkan pada $ 1495 per troy ounce, serta Kakao atau coklat diperdagangkan pada $ 2496 per metric ton-nya.
Berikut nilai tukar dolar Amerika di New York terhadap beberapa mata uang utama lainnya.

Satu dolar Amerika bernilai 0.90 Euro dan 108.79 Yen Jepang
Sementara pound sterling Inggris di jual di NY seharga 1.29 dolar
Dan menurut catatan Bloomberg, satu dolar Amerika setara dengan Rp 14030.50.



AP: Boeing CEO faces another grilling on Capitol Hill over Max
CEO Boeing kembali ke Gedung Kapitol untuk memberi kesaksian di DPR Amerika tentang 2 kecelakaan maut dari Boeing 737 Max yang menewaskan 346 orang.
Ketua Komite Transportasi DPR Amerika, Peter DeFazio, Demokrat dari Oregon, Rabu mengatakan, Boeing tidak menunjukkan kesungguhan ketika mengembangkan pesawatnya dan tidak memberi tahu para pilot tentang sebuah sistem kendali penerbangan baru sampai setelah pesawat Max 737 jatuh setahun yang lalu di Indonesia.
Anggota senior dalam komite itu, Sam Graves, Republik dari Missouri, mengatakan, dia tidak mengatakan Boeing tidak bersalah, tetapi perusahaan penerbangan Indonesia dan Ethiopia juga membuat kesalahan dalam kecelakaan yang melibatkan pesawat Max 737 itu.
CEO Dennis Muilenburg mengatakan, perusahaan membuat kesalahan dengan sistem kendali penerbangan MCAS yang mengendalikan hidung kedua pesawat yang naas itu dan berfungsi berdasarkan pembacaan yang salah dari sebuah sensor tunggal. Boeing kini sedang merevisi MCAS itu, dan mengaitkannya dengan sebuah sensor tambahan, serta mengurangi daya kendali yang mengancalkan pada sistem komputer seperti itu.
“Kami belajar, dan masih harus terus belajar, dan berusaha meraih kembali kepercayaan publik,” kata Muilenburg.
Muilenburg memberi kesaksian pada Selasa di hadapan Komite Senat. Dia dikritik atas beberapa kesalahan, termasuk tidak memberi tahu Kongres dan regulator tentang pesan-pesan uji dari pilot penguji senior yang tampaknya memperingatkan tentang sistem kendali penerbangan baru itu.
Boeing berharap memperoleh persetujuan dari FAA atau Badan Penerbangan Federal sebelum akhir tahun untuk menerbangkan kembali pesawat 737 Max itu. Regulator di berbagai bagian dunia telah mengatakan, butuh waktu yang lebih lama untuk mengkaji perubahaan-perubahaan yang dilakukan Boeing terhadap pesawat itu.
Setelah sidang-sidang dengar ini, Kongres kemungkinan akan mempertimbangkan perubahan dalam cara dan prosedur sertifikasi FAA terhadap pesawat baru. (jm/ii)

XS
SM
MD
LG