Dua orang pemula dalam pembuatan film telah mengabdikan kehidupan mereka selama 6 bulan untuk mencari tahu mengapa badak dibunuh karena culanya. Susan Scott dan Bonné de Bod segera mendapati diri mereka tenggelam dalam dunia yang jauh lebih besar dan lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan, dan baru muncul dari pengembaraan mereka empat tahun kemudian.
Bonne de Bod yang menyuarakan narasi “STROOP : Journey Into the Rhino Horn War” mengatakan film itu sukses di luar negeri tetapi pembuat film itu mengalami kesulitan mencari distributor film, media atau bioskop yang mau memutar film itu di Afrika Selatan karena sebagian besar masyarakat sudah lelah mendengar tentang perburuan badak.
Bod mengatakan pemutaran film dokumenter itu sekarang memang sedang berlangsung di beberapa kota Afrika Selatan, tetapi tidak ada distributor yang mau mengambil risiko untuk memutar film itu di kota-kota kecil.
Di Afrika Selatan, pemburu liar membunuh tiga badak setiap hari. Dipicu oleh permintaan cula badak di Asia Tenggara, di mana cula badak secara luas diyakini sebagi obat yang kuat, perburuan liar bisa mambuat populasi badak Afrika Selatan lenyap hanya dalam satu dekade. Dengan akses eksklusif ke para petugas garis depan di taman nasional Afrika Selatan dan dengan cuplikan terselubung luar biasa yang menunjukkan bagaimana cula itu diproses dan dikemas di Asia, Stroop menyajikan panorama perburuan badak internasional yang belum pernah dilihat sebelumnya.
“STROOP : Journey Into the Rhino Horn War” telah mendapat berbagai penghargaan dari festival film internasional termasuk penghargaan Best Documentary di San Diego International Film Festival, piala The Green Tenacity Award di San Francisco Green Film Festival dan piala Newcomer Award di Wildlife Film Festival Rotterdam.
Bonne de Bod yang menyuarakan narasi “STROOP : Journey Into the Rhino Horn War” mengatakan film itu sukses di luar negeri tetapi pembuat film itu mengalami kesulitan mencari distributor film, media atau bioskop yang mau memutar film itu di Afrika Selatan karena sebagian besar masyarakat sudah lelah mendengar tentang perburuan badak.
Bod mengatakan pemutaran film dokumenter itu sekarang memang sedang berlangsung di beberapa kota Afrika Selatan, tetapi tidak ada distributor yang mau mengambil risiko untuk memutar film itu di kota-kota kecil.
Di Afrika Selatan, pemburu liar membunuh tiga badak setiap hari. Dipicu oleh permintaan cula badak di Asia Tenggara, di mana cula badak secara luas diyakini sebagi obat yang kuat, perburuan liar bisa mambuat populasi badak Afrika Selatan lenyap hanya dalam satu dekade. Dengan akses eksklusif ke para petugas garis depan di taman nasional Afrika Selatan dan dengan cuplikan terselubung luar biasa yang menunjukkan bagaimana cula itu diproses dan dikemas di Asia, Stroop menyajikan panorama perburuan badak internasional yang belum pernah dilihat sebelumnya.
“STROOP : Journey Into the Rhino Horn War” telah mendapat berbagai penghargaan dari festival film internasional termasuk penghargaan Best Documentary di San Diego International Film Festival, piala The Green Tenacity Award di San Francisco Green Film Festival dan piala Newcomer Award di Wildlife Film Festival Rotterdam.
