Ketua komisi pemilihan Kenya hari Kamis (10/8) mengatakan bahwa sistem komputer pemungutan suara telah diretas satu minggu sebelum pemilihan presiden hari Selasa, tetapi para peretas tidak berhasil melakukan perubahan terhadap sistem itu.
“Ada percobaan meretas tapi tidak berhasil,” kata Ketua Komisi Wafula Chebukati kepada wartawan dalam jumpa pers di ibu kota Nairobi. Chebukati tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Warga Kenya, sementara itu, terus dengan cemas menunggu hasil penghitungan suara akhir dari pemilihan di tengah berbgai klaim bahwa pemilu itu dicurangi dan demonstrasi yang mengakibatkan kematian beberapa orang.
Komisi pemilu hari Rabu malam mengatakan, Presiden Uhuru Kenyatta secara meyakinkan unggul dengan 54 persen suara dibanding 44,8 persen suara untuk Raila Odinga, yang telah menuduh pemilihan tersebut tercemar oleh kecurangan besar-besaran.
Klaim Odinga itu memicu protes secara sporadis hari Rabu di beberapa wilayah di Nairobi, kota Kisumu di Kenya barat dan di wilayah Sungai Tana, mengakibatkan empat orang tewas dalam bentrokan dengan polisi.
Rafael Tuju, sekretaris jenderal Partai Jubilee, mengesampingkan klaim tersebut dan mengatakan bahwa tuduhan yang dilontarkan oleh Odinga sebagai “tidak jujur”, serta mengimbau ketenangan dan ketertiban. [lt]