Pemimpin oposisi Kenya Raila Odinga mengatakan hari Rabu peretas melakukan penipuan besar-besaran dan luas terhadap jaringan komputer komisi pemilu, yang mengakibatkan apa yang dituduhkannya jumlah suara yang tidak benar yang menunjukkannya ketinggalan jauh di belakang Presiden Uhuru Kenyatta.
Situs internet Komisi pemilu dan perbatasan yang independen (IEBC) menunjukkan pada waktu tengah hari Rabu kira-kira 93 persen suara telah dihitung dan Kenyatta unggul 54 persen lawan 45 persen dalam usahanya untuk memperoleh satu masa jabatan lagi.
Odinga membacakan kepada para wartawan dari sebuah dokumen yang merincikan tuduhannya bahwa para peretas mengakses database IEBC pada waktu pemilihan hari Selasa dan mengubah hasilnya bukan hanya untuk pemilihan presiden, tetapi juga pemilihan untuk jabatan-jabatan lain.
Rafael Tuju, sekjen Partai Jubilee pimpinan Kenyatta, membantah tuduhan Odinga itu dan menyebutnya “tidak jujur” dan menghimbau ketenangan. [gp]