Para menteri dalam negeri Uni Eropa bertemu Senin (14/9) untuk membahas cara-cara berbagi tanggungjawab dalam menangani arus masuk pengungsi ke Eropa yang tampaknya tak kunjung berakhir.
Mereka terutama khawatir dengan kemungkinan menyusupnya teroris di tengah orang-orang yang melarikan diri dari perang saudara itu.
Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menyerukan tindakan mendesak oleh Uni Eropa untuk sepenuhnya melindungi anak-anak yang melarikan diri akibat konflik di Suriah dan negara-negara lain yang dikoyak perang.
Ketegangan memuncak di Hungaria menjelang aksi penindakan keras yang dijanjikan pemerintah hari Selasa (15/9) terhadap para imigran gelap yang datang dari Serbia.
Jerman untuk sementara memberlakukan pemeriksaan paspor di perbatasannya dengan Austria untuk mengontrol arus migran dan pengungsi.
Polisi Jerman mengatakan sekitar 12.200 pengungsi yang mencari suaka di Uni Eropa membanjiri kota Munich di Jerman selatan Sabtu (12/9).
Pemerintah Kanada sejauh ini menolak memukimkan lebih banyak lagi pengungsi Suriah, meskipun foto-foto mayat seorang bocah Suriah yang hanyut dan terdampai di pantai Turki membuat dunia lebih menyoroti krisis migran terbesar sejak Perang Dunia II itu.
Ribuan demonstrasi berlangsung di Eropa berkenaan dengan meningkatnya krisis pengungsi hari Sabtu (12/9).
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban meminta paket bantuan Eropa yang sangat besar bagi negara-negara tetangga Suriah untuk membantu mengekang arus migran ke Uni Eropa.
Human Rights Watch mengatakan negara-negara anggota baru Uni Eropa telah menunjukkan sikap fobia bersejarah dalam menangani isu pengungsi Muslim dari Timur Tengah yang dilanda konflik.
Menteri Luar Negeri Republik Ceko Lubomir Zaoralek mengatakan bahwa negara-negara mereka perlu mengontrol sendiri jumlah pengungsi yang mereka terima.
Negara-negara Teluk Persia mendapat kecaman keras dari media karena tidak bertindak lebih banyak untuk membantu krisis pengungsi di Timur Tengah.
Tunjukkan lebih banyak