Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Jumat (25/10) bahwa Rusia diperkirakan akan mengerahkan tentara Korea Utara untuk berperang paling cepat pada Minggu (27/10).
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun media sosial resminya X, Zelenskyy mengatakan prediksi tersebut didasarkan pada intelijen militer yang ia terima dalam pengarahan pada hari Jumat dari Panglima Angkatan Bersenjata Oleksandr Syrskyi.
Zelensky menyebut tindakan tersebut sebagai “eskalasi yang jelas dari Rusia,” dan menambahkan bahwa “dunia dapat dengan jelas melihat niat sebenarnya Rusia: untuk melanjutkan perang.”
Menyerukan “tanggapan yang berprinsip dan kuat” dari para pemimpin global, Zelenskyy mengatakan, “Keterlibatan nyata Korea Utara dalam pertempuran tidak boleh ditanggapi dengan ketidakpedulian atau komentar yang tidak pasti, tetapi dengan tekanan nyata terhadap Moskow dan Pyongyang, untuk menjunjung Piagam PBB dan untuk meminta pertanggungjawaban mereka atas eskalasi ini.”
Menanggapi laporan intelijen Ukraina pada Kamis (24/10) bahwa pasukan Korea Utara berada di wilayah Kursk Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow lah yang memutuskan bagaimana mereka akan dikerahkan, termasuk kemungkinan mengirim mereka untuk berperang di garis depan melawan Ukraina.
Dia tidak menyangkal klaim Amerika bahwa Korea Utara telah mengirimkan sekitar 3.000 tentara untuk berperang bersama pasukan Rusia.
Pada Jumat (25/10), stasiun penyiaran pemerintah Korea Utara, KCNA, memuat pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Kim Jong Gyu, yang tidak mau berkomentar langsung mengenai laporan pengerahan tersebut. Namun, dia mengatakan jika ada hal seperti itu, “Saya pikir itu akan menjadi tindakan yang sesuai dengan perjanjian. peraturan hukum internasional.”
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan televisi Rusia pada Jumat, Putin mengatakan tentang kemungkinan perundingan gencatan senjata dengan Ukraina, dan mengatakan bahwa Rusia siap untuk melakukan kompromi.
Putin menambahkan bahwa Turki telah menyampaikan sejumlah inisiatif perdamaian kepada Rusia dan Ukraina, tetapi dia mengklaim telah ditolak oleh Ukraina.
Mengenai kemungkinan kompromi, Putin berkata: “Hasil apa pun harus menguntungkan Rusia. ... Hasil ini harus didasarkan pada realitas yang terjadi di medan perang. Tanpa ragu, kami tidak akan memberikan konsesi apa pun. Tidak akan ada pertukaran [wilayah], apa pun." [ft]
Beberapa informasi untuk laporan ini disediakan oleh The Associated Press, Reuters dan Agence France-Presse