Lomba lari maraton terbesar di dunia, TCS New York City Marathon, kembali digelar di kota New York, Minggu (3/11). Marathon yang diikuti oleh lebih dari 50.000 pelari dari seluruh dunia ini menempuh jarak sekitar 26,2 mil atau 42,195 km. Para pelari akan melewati lima wilayah yang termasuk dalam kota New York, yaitu Staten Island, Brooklyn, Queens, the Bronx dan Manhattan.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, dua hari sebelum marathon dimulai para pelari ikut pembukaan Parade of Nation atau Parade Internasional di garis finis taman kota Central Park. Parade ini bertujuan mengenalkan negara-negara peserta Marathon kepada publik kota New York sekaligus membangun keakraban antara para peserta demi persahabatan antar bangsa.
Puluhan pelari dari India, tampil meriah dengan baju khas Sari dan Doti lengkap dengan iringan musik tabla dan penari-penari profesional. Dari Mexico, para pelari tampil dengan baju Fiesta warna-warni dan memakai topi khas, Sombrero.
Kontingen dari Kazakhstan berhasil memukau publik karena mereka memakai dengan baju tradisional yang sangat unik.
Sementara itu, kontingen Indonesia hanya diwakili oleh satu orang pelari, yaitu Yasmin Latief pelari asal Jakarta yang pernah mengikuti marathon di Chicago dan Berlin. Yasmin, dipilih oleh komite New York Marathon untuk membawa bendera merah putih sambil memimpin kontingen di depan.
“Ini pengalaman paling berkesan dari semua maraton yang pernah saya ikuti. Bangga dipanggil nama Indonesia dan bangga membawa bendera Indonesia,” kata Yasmin, seorang profesional di bidang perbankan yang tampak kesulitan membawa bendera dan tulisan papan Indonesia, di kedua tangannya.
Tidak ada satupun dari sekitar 80 pelari Indonesia yang terdaftar ikut maraton ini hadir dalam parade. Hingga akhirnya seorang relawan dari panitia membantu Yasmin memegang papan tulisan Indonesia.
Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana para pelari Indonesia selalu ikut parade internasional, baik memakai baju tradisional maupun memakai pakaian olahraga.
“Saya merasa menjadi atlet beneran. Tidak menyangka juga bisa terpilih menjadi pembawa bendera,” kata Yasmin setelah parade selesai.
“Pelari Indonesia di NYC marathon banyak yang ikut serta tapi terpencar. Ada beberapa di klub lari dan individual. Harapan saya, agar pelari Indonesia ikut parade, karena negara-negara lain seperti Jepang, Spanyol dan Brazil tampil dengan total dengan menampilkan atraksi dari negaranya masing-masing,” tambah Yasmin yang tampak senang berbaur dan berkenalan dengan pelari dari Argentina, Haiti, Brazil dan Israel.
“Pelari Israel ini adalah ibu yang sudah berumur, tapi sudah lengkap 6 major world marathon. Kagum sama staminanya,” kata Yasmin.
Acara parade yang diliput puluhan wartawan lokal dan internasional ini, juga dapat ditonton melalui live streaming dan stasiun televisi ABC7/New York. Acara ditutup dengan pesta kembang api sebagai simbol dimulainya maraton. (nr/op)