Tautan-tautan Akses

Yaman Kesulitan Tumpas al-Qaida, Meski Dibantu Amerika


AS membantu Yaman dengan menyediakan pelatihan dan perlengkapan bagi upaya-upaya kontra-terorisme, termasuk membantu dengan serangan pesawat tak berawak (foto: dok).
AS membantu Yaman dengan menyediakan pelatihan dan perlengkapan bagi upaya-upaya kontra-terorisme, termasuk membantu dengan serangan pesawat tak berawak (foto: dok).

Setelah setahun pergolakan politik, pemerintahan transisi yang baru di Yaman menghadapi pertarungan yang sulit dengan al-Qaida, meskipun dibantu Amerika.

Amerika sudah lama membantu Yaman memerangi al-Qaida di Semenanjung Arab, menyediakan pelatihan, perlengkapan, dan pesawat bersenjata bagi upaya-upaya kontra-terorisme.

Tetapi, sebagian pihak di Yaman memandang bantuan luar negeri sebagai campur tangan saja. Seorang warga Sana’a Mohamed Mohie el Din mengatakan bahwa warga Yaman hendak melindungi diri mereka sendiri. Ia mengatakan mereka ingin sekali untuk bisa melindungi diri mereka sendiri. Yaman memang selalu demikian, ujarnya. Yaman sejak dulu merupakan kuburan bagi mereka yang melakukan invasi, katanya.

Yang paling menyakitkan hati adalah kematian warga sipil dalam serangan pesawat tanpa awak milik Amerika, yang terburuk adalah ketika 40 orang tewas dalam serangan yang keliru tahun 2009.

Tetapi, ada imbalannya biarpun menyakitkan. Banyak warga Yaman menentang al-Qaida dan tidak ingin Yaman dipandang sebagai tempat perlindungan bagi para teroris.

Analis politik Nasser Arrabyee mengatakan biarpun jatuhnya korban sipil sangat disesalkan sipil, serangan pesawat tanpa awak itu juga telah mencapai tujuan yang diinginkan.

“Menyedihkan, karena kami tidak ingin hal-hal seperti ini terjadi, tetapi dari segi al-Qaida, tanpa serangan-serangan pesawat tanpa awak itu, al-Qaida mungkin bisa menguasai paling tidak separuh Yaman,” ujarnya.

Sebagian serangan pesawat udara tanpa awak tahun lalu berhasil mengenai sasaran, menewaskan Anwar al-Awlaki, warga Amerika keturunan Yaman yang berpengaruh itu, dan bulan lalu menewaskan Abdel Monem al-Fathani, yang tahun 2000 membom kapal USS Cole.

Meskipun telah kehilangan kedua tokohnya, al-Qaida telah semakin subur dalam pergolakan setahun ini. Di beberapa daerah, mereka memerintah secara kejam, memenggal kepala yang disangka pengkhianat, bahkan menyalib seorang laki-laki.

Tetapi di tempat-tempat lain, mereka disambut baik. Arrabyee teringat pada kunjungan minggu lalu ke kota Zinjibar yang dikuasai al-Qaida di mana penduduk memberitahu al-Qaida tidak menganut ideologi kelompok ekstremis itu.

Ia bertutur, “Saya bertanya kepada mereka, mengapa tidak memerangi al-Qaida? Mereka mengatakan, “Kenapa kami harus memerangi mereka? Mengapa kami harus memerangi al-Qaida, sementara kami diabaikan oleh pemerintah dan oleh siapa saja. Mereka memberi kami layanan, layanan umum, mengapa kami harus memerangi mereka?”

Arrabyee mengatakan meskipun kehadiran Amerika mungkin membantu dalam keamanan udara, masih banyak lagi yang harus dilakukan di lapangan.

XS
SM
MD
LG